Lagi bingung? ada ide atau lagi bundhet? berbagi cerita tentang kegembiraan dan kesedihan....everything... Pokoknya tuangin aja semua kesini, gak ada yang ngelarang ini.. Sekalian buang suntuk, kali aja ada inspirasi lain yang pengin ditulis. Secara gua emak-emak gitu looh... kadang2 bosen juga cuman ngurusin kerjaan rumah. Pengin ada sedikit yang bisa dilepasin dari rutinitas harian. So... enjoy dikit dengan ngeblog lebih baik daripada ngomongin orang ama tetangga sebelah.. ya nggak?
Wednesday, April 23, 2008
Teman tapi.......
"Keep smiling, keep shining, knowing you can always count on me, for sure... that's what friend are for..." Lagu lama yang terkenal di tahun lapan puluhan ini, begitu membekas buatku. That's what friend are for.... Sebenernya apa sih temen itu? Buat apa sih kita punya temen?. Teman yang bisa berbagi dalam suka dan duka, teman yang siap membantu kita kalo kita lagi kesusahan, teman yang tanpa pamrih mau melakukan yang terbaik untuk kita, begitu pula sebaliknya. Tetapi rupanya dari sekian lama aku ngejalanin kehidupan ini, arti teman jadi banyak sekali biasnya... Teman tapi kok masih suka ngiri ama kita, teman tapi kok nggak ikhlas... teman tapi kok masih suka punya penyakit hati....teman tapi kok lama-lama maunya jadi pacar he he .... and many many more.... Pantesan si Maia nyiptain lagu Teman Tapi Mesra... lha itu juga artinya bahwa dari pertemanan itu bisa juga melenceng dari koridor "just friend". Jadi aku berkesimpulan bahwa dari sekian banyak teman yang ada disekeliling kita, hanya beberapa yang bisa dijadikan sebagai "sahabat". Dan kalo kita bicara tentang sahabat... banyak yang harus kita pahami satu sama lain untuk bisa mengherti dan menghargai arti sebuah persahabatan. Bisa jadi orang-orang yang dekat dan ngaku-ngaku jadi sahabat akhirnya malah menikam dari belakang, atau justru cuman mengambil manfaat dari kita buat kepentingannya sendiri. Nha... emang ngebedainnya susah juga, karena kadang sifat-sifat manusia itu kan macem-macem. Ada orang yang bermanis muka, bertutur halus di depan kita tapi justru di belakang sikapnya berubah 180 derajat. Ada yang didepan kita bisa marah meledak-ledak tapi begitu tau kita lagi kesusahan dia dengan ringan tangan ikut membantu tanpa mengharapkan pamrih. Yang jelas persahabatan tidak bisa dilihat dari tolak ukur fisik, apalagi materi. Aku lebih suka menghadapi orang yang apa adanya, jujur, kalo nggak suka ya bilang nggak , kalo suka ya bilang iya, daripada menghadapi orang yang pura-pura suka biar kita seneng. Itu sama aja dengan menipu diri kita. Mungkin karena aku bukan tipe orang yang suka dipuji-puji, disanjung-sanjung biar besar kepala he he he. Makanya aku juga benci kepura-puraan. Salah satu sahabatku pernah bilang kalo sifatku itu lebih mirip cowo daripada cewe. Karena aku jauh dari kemayu, nggak doyan rumpi, nggak doyan dandan, apalagi bersolek ria kaya model, ditambah lagi dari SMA temen deketku banyakan cowonya dari pada cewenya, barangkali itu yang mempengaruhi sifatku. Atau mungkin dikeluargaku, kita berlima cuman adikku yang paling kecil yang cowo, dan dari kecil kita udah biasa mandiri karena sejak SMP aku tinggal terpisah dari orangtuaku, ikut embahku, jadi otomatis kita harus mengatur segala rupa urusan sekolah sendiri. Sementara banyak juga temen-temenku yang kesana-sini masih dianter-anter ibunya. Dari sahabat-sahabatku semasa SMP, SMA, sampe waktu kuliah... itupun hanya beberapa yang bener-bener teruji oleh waktu, bisa dijadikan sahabat. Dan you know what? salah satu tolok ukur pengujian itu adalah ketika kita sudah berurusan dengan yang namanya "money"! Baru deh... ketahuan orang yang bener-bener ikhlas mau berbagi, atau yang menjaga kedekatan hubungan pertemanan hanya karena mereka butuh "money". Begitu mereka udah dapatkan itu maka "bye-bye friend....". Dengan mudahnya mereka meninggalkan kita dalam keadaan terpuruk. Hanya saja yang patut kita syukuri dari itu semua, kita jadi tau bahwa di dunia ini masih banyak orang yang silau akan gemerlap dunia, sampai-sampai mereka mengkhianati kepercayaan orang lain kepada mereka. Buat aku itu sama aja dengan bunuh diri, karena esensi dari persahabatan itu adalah kepercayaan, dan ketika kepercayaan itu sudah dikhianati orang pasti akan menjaga jarak untuk bisa dekat dengannya lagi. Dan sekali orang dikhianati maka orang nggak akan lagi percaya. Begitu susah menjaga kepercayaan, tapi dalam sekejap kita bisa merusaknya. Dan hidup adalah pilihan... Kita hanya diberi kesempatan sekali untuk singgah di dunia ini, buat apa kalau kita hanya menyia-nyiakan dengan perilaku yang nggak baik, membuat orang lain sakit atau sengsara ... Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang seperti itu yaaa.....
So.... teman bisa jadi sahabat, teman bisa jadi pengkhianat, teman bisa jadi orang terdekat, kuncinya ada pada diri kita sendiri. Nha kalo teman bisa jadi suami... itu gue... (ha ha ha ketahuan deh........) Anyway... apa yang akan kita lakukan untuk membuat semua orang di dunia ini jadi teman kita? dan bahkan sahabat kita? Albert Einsten pernah bilang “Only a life lived for others is a life worthwhile”. Jadi mulailah berbuat sesuatu untuk orang lain dengan ikhlas, agar kita bisa menghargai apa yang telah Allah berikan bagi hidup kita ini..... "peace & love u all :D"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment