Sunday, May 25, 2008

kelap kelip lampu kota di Gronggong


Di Cirebon, ada satu tempat bernama Gronggong. Letaknya kira-kira 5 km ke arah Kuningan. Tempatnya di daerah perbukitan, sehingga dari daerah ini kalo malam kita bisa liat pemandangan di lembah, kota Cirebon dengan kelap-kelip lampu yang menyala dibawahnya. Hampir sama dengan Gombel di Semarang. Dulu... waktu masih kuliah disana kita juga suka nongkrong ngeliat pemandangan kota Semarang pada waktu malam hari. Sayangnya Kawasan Gronggong belum dikelola dengan maksimal. Beberapa waktu lalu malah warung-warung di kawasan ini pernah dibongkar petugas Satpol PP, gara-gara sebagian besar nggak punya ijin dan mendirikan bangunan secara liar disini. Mestinya kalo mau rada tertib, pemda harus sedikit repot, ngeluarin biaya untuk menata kawasan ini biar jadi kawasan yang baik. Paling tidak kalo malam minggu banyak orang yang kesini untuk sekedar makan jagung bakar dan minum wedang bandrek (jahe susu), atau hanya sekedar nongkrong ngelihat pemandangan. Sekarang sih udah rada mending karena warung-warung di pinggir jalan nggak begitu berantakan. Disitu juga ada gardu pemandangan dan mushola untuk tempat para pelancong beristirahat dan menunaikan sholat. Masalahnya........... lampu penerangan disini minim dan kawasan juga belum tertata baik. Kalo malam jadi gelap dan jangan-jangan nanti malah dimanfaatkan untuk tempat-tempat yang nggak bener lagi....
Sebenernya ide bikin gardu pemandangan atau mengembangkan kawasan dengan view ke kota begini bukan hal yang baru. Lihat aja The Peak-nya Hongkong yang bisa lihat semenanjung dan kota Hongkong yang gemerlap dibawahnya. Disana jadi kawasan elite dan daerah tujuan wisata utama kota Hongkong. Ditambah lagi ada Museum Lilin Madame Tussaud dan restoran international dengan best view yang indah banget. Kalo ke Hongkong orang pasti akan selalu berusaha nyempetin untuk bisa kesana. Nah, di beberapa kota yang nggak punya daratan tinggi kaya Hongkong, malah dibikin City Tower yang bisa diakses masyarakat umum yang mau liat pemandangan kota. Bahkan dari beberapa City Tower ini, juga dimanfaatkan untuk atraksi-atraksi ekstrim kaya bungee jumping! Dan atraksi begini malah bikin penasaran orang untuk datang dan nyobain.
Di Gronggong sendiri, kawasan sebetulnya bisa dikembangkan jadi children playground, outbond atau pusat wisata kuliner dan budaya cirebon. Daerah sekitar sini kan dikenal karena Sate Kambing Beber-nya yang enak dan empuk. Di beberapa tempat malah sudah ada yang bikin bungalow dan hotel-hotel kecil untuk tempat peristirahatan, karena konon kabarnya udara disini bagus buat penderita penyakit paru-paru dan asma. Barangkali perbedaan tekanan udara laut Cirebon dan udara dataran tinggi di Kuningan mempengaruhi cuaca di kawasan ini. Hanya satu yang jadi kendala. Di daerah Gronggong sulit air. Bahkan ada developer yang bikin perumahan elite di sini harus gulung tikar karena perumahannya nggak laku, bahkan ditinggal penghuninya karena mereka kesulitan mendapatkan air bersih. Tapi... masalah air itu pun sebenernya bisa diupayakan kalo pemda Cirebon dan Kuningan bekerjasama. Karena Kuningan sendiri merupakan daerah yang kaya sumber air. Tinggal mengalirkan air dari mata air di daerah Cilimus diatas Gronggong kan masalah air di daerah sini bisa juga teratasi. Gagasan untuk mengembangkan Gronggong sebenernya udah didengungkan dari kapan tahun.... tapi pelaksanaannya kok ya belum ada. Padahal daerah ini nggak produktif karena tanahnya nggak bagus juga untuk bercocok tanam. Jadi... daripada terbengkalai, kan mendingan dimanfaatkan buat sesuatu yang punya nilai tambah kaan...... Semoga saja pemda cepet punya inisiatif, sekaligus ditunjang ama investor yang mau mengembangkan daerah sini. Barangkali nantinya bisa dikembangkan jadi kawasan wisata keluarga andalan di Cirebon.....

Saturday, May 24, 2008

sunrise di kejawanan


Sunrise di kejawanan ternyata nggak kalah bagus ama sunsetnya. Langitnya indah banget .... Ada warna merah, jingga, emas, biru langit dan putihnya semburat awan seperti kapas yang menyapu langit. Nggak cuman itu. Dikejawanan juga kita bisa lihat laut, daratan sekaligus gunung!. Gunung Ciremai dan Gunung Slamet yang kelihatan membiru dikejauhan. Pantes aja hari minggu gini orang seneng banget kesini bawa keluarga. Nelayan sini akhirnya juga jadi lebih seneng bawa naik kapal orang-orang yang datang daripada melaut cari ikan. Gimana nggak... sekali naik per-orang dipungut bayaran Rp.5000,-. Kalau hari minggu dia bisa dapat Rp.200.000,- seharinya. Lebih banyak daripada dia jual tangkapan ikan dari laut. Bensin pun nggak habis banyak karena muternya juga nggak jauh-jauh dari pelabuhan. "Kalau mau sewa seharian buat mancing juga bisa pak... Dari pagi sampai jam 3 sore sewanya Rp.250.000,- Kalau sampai pagi Rp. 700.000,-. Nanti pergi mancingnya sampai ke tengah atau sampai Gebang" begitu kata si nelayan ke suamiku. Hmmm boleh juga kali yaa... kapan-kapan mancing ke tengah laut, katanya di tengah banyak ikan kakapnya.

Di sini juga ada yang ngejala, dapetnya emang bukan ikan gede. Paling-paling dapet ikan pethek atau udang dan rebon. Nantinya ikan pethek bisa dijual buat ikan asin. Rebon disini mahal harganya. Kata si Heri, tukang bangunan yang kalo lagi nggak ada kerjaan suka ngejala disini, bilang kalo rebon kecil yang bersih hasil ngejala bisa dijual dengan harga Rp.60.000,- per kilonya, buat bibit. Seharian ngejala disini biasanya bisa dapet 10-15 kg ikan. Lumayan juga ya.... Sebagian diambil buat makan, sebagian dijual ke pengepul.

Ada juga kapal ikan yang lagi berlabuh. Kelihatannya ABK lagi pada sibuk nyiapin kapal. Lampu-lampu kapal ikan ini banyak banget. Digantungkan berbaris di tiang sekeliling kapal. Pasti kapal begini biasa cari ikan berhari-hari ketengah laut. Hasilnya di awetkan pake es, dan dijual di TPI. Mungkin ikan-ikan dari kapal begini nih yang katanya dulu sempet bikin heboh karena diawetkan pake formalin.
Orang-orang tangguh! itu kesan yang aku lihat dari para ABK di kapal nelayan ini. Kebayang rasanya berhari-hari di tengah lautan, kadang-kadang ngadepin gelombang tinggi, angin kencang atau badai dengan kapal motor mereka.

serabi gurih cirebon


Hari Minggu pagi biasanya kita suka banget cari serabi. Serabi Cirebon emang nggak seperti serabi jawa yang manis dan biasanya dimakan pake gula merah cair. Kalo disini serabi begitu namanya serabi kinca. Tapi serabi yang ini lain. Serabi gurih ini biasanya dimakan pakai tempe goreng atau bisa juga diatasnya ditaburi pake oreg tempe atau oncom diatasnya. Beberapa orang malah memakannya dengan ceplok telur ayam diatas serabi. Jika suka yang manis, tukang serabi juga menyediakan serabi merah. Tinggal campur adonan serabi dengan gula merah.
Serabi ini dibuat dari tepung beras yang dicapur dengan santan dan parutan kelapa, jadi rasa gurihnya kerasa banget. Dimasaknya juga masih pake cara tradisional. Pake tungku tanah liat dan api dari kayu bakar, dengan wajan kecil dari tanah liat juga. Kebetulan deket rumahku, diperempatan by-pass perumnas ada penjual serabi langgananku yang rasanya lumayan enak. Si Ibu ternyata sekolahnya satu SMP ama suamiku, di SMP 6 Cirebon. Cuman beda angkatan, karena dia mungkin 5 -6 tahun dibawah suamiku. Kalau minggu pagi begini biasanya jam 7.30 dagangannya udah habis. Padahal tiap hari minggu dia selalu menambah dagangannya. Nggak heran emang, soalnya banyak orang yang olahraga pagi, jalan-jalan atau joging dan suka mampir kesini. Makan serabi hangat sambil ngopi di pagi hari.... emang nikmat.......... Asap tungku kadang bikin pedih mata si Ibu. Jadi sekarang dia suka masak serabi sambil pake kaca mata frame putih yang gede. Eh bukan kaca mata kali yaa, tapi kaca muka, soalnya framenya gede banget sampe nutupin pipinya juga he he he. Sayang tadi aku kesini udah agak siangan, jadi dagangannya udah hampir abis dan si Ibu udah brenti masak. Jadi aku nggak bisa ambil gambar dia lagi pake "kaca muka"-nya hi hi hi

Friday, May 23, 2008

bensin naek lagi .......

Akhirnya tadi malam, jadi juga pemerintah ngumumin kenaikan harga BBM. Jadi tepat jam 00.00 WIB hari Sabtu, tanggal 24 Mei 2008 kenaikan harga bensin, solar dan minyak tanah mulai berlaku. Sebelum kenaikan harga resmi ini orang udah mulai bingung cari BBM yang di beberapa daerah jadi mulai langka dan menghilang dari pasaran. Jam 11 malem aku keluar ama suamiku dan lihat orang pada ngantre di pom bensin. Ya motor... ya mobil... panjang... kayak ular. Orang banyak yang mengeluh karena pasti kenaikan harga BBM juga memicu kenaikan harga bahan pokok dan barang kebutuhan lainnya. Di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia yang kian melambung (katanya...) memang berat buat pemerintah untuk mensubsidi BBM buat rakyat. Angka sekian Trilyun disebutkan, untuk menggambarkan besarnya subsidi yang harus dikeluarkan. Tapi efek dari kenaikan harga ini juga meningkatkan fluktuasi semua harga produk. Gimana nggak... pabrik sebagai produsen juga butuh BBM, transportasi untuk distribusi butuh BBM, nelayan yang mau melaut juga butuh BBM, ibu rumah tangga mo masak juga pake BBM. Susah emang... jaman begini yang katanya serba susah jadi tambah susah lagi kali yaa......
Tapi dibalik itu semua, orang suka bilang " kita rakyat kecil cuman bisa nerima aja". Nrimo ... nek coro jawane artinya ya pasrah .. pasrah pada keadaan, pasrah pada nasib. Tapi ... kan bukan berarti kepasrahan menjadikan kita hanya bisa diam dan menunggu tanpa berbuat apa-apa. Di tengah himpitan ekonomi orang bisa bertindak positif ataupun negatif. Bisa kreatif atau malah jadi nekad. Tinggal pilihan kita mau menjalani yang mana, karena apa yang akan kita dapatkan tergantung dari tindakan kita masing-masing. Belakangan ini di TV juga sering diberitakan orang yang mati bunuh diri, membunuh anak istri, merampok, mencuri, atau berbuat kejahatan yang laen untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Barangkali himpitan ekonomi bikin orang-orang di Indonesia ini jadi pada stress dan depresi sehingga mereka dengan mudah bisa menghabisi nyawa orang lain atau menyakit orang lain. Orang jadi lebih emosional kalau harga dirinya merasa disepelekan. Naaah ini contoh negatifnya... orang-orang yang tidak berhasil survive dan tidak mampu menjaga hati, memandang masa depan dengan perspektif yang sempit. Sehingga bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
Tapi disisi lain.......... lihat saja banyak orang yang jadi kreatif untuk memanfaatkan limbah jadi sumber energi alternatif. Dari mulai briket yang terbuat dari sekam, serbuk gergaji, daun kering, jerami, bathok kelapa, sampai botol dan gelas bekas air mineral, juga biogas yang dibuat dari kotoran ternak, tinja, sampah organik sampai ampas tahu dan kelapa. Atau pemanfaatan energi matahari yang nggak akan pernah habis, energi angin dan air yang dipakai untuk tenaga listrik di desa-desa yang justru susah dijangkau alat transportasi roda empat. Nggak pusing lagi dengan aturan pemerintah tentang kenaikan BBM dan krisis energi yang bikin tarif PLN naik. Orang-orang seperti inilah yang patut diacungi jempol. Dengan keterbatasan orang jadi malah lebih melek untuk bisa memanfaatkan segala sesuatu di sekitar lingkungannya. Tidak hanya nrimo tanpa megawe opo-opo tapi mampu ngupoyo lan ngupokoro, sehingga membuat hidupnya migunani untuk dirinya sendiri , juga orang-orang lain disekitarnya. Saluuut!!!!!!

Sunday, May 18, 2008

Alhamdulillah .......Sheila masuk SBI!


Alhamdulillah..... puji syukur pada Allah, SWT .... akhirnya hari yang dinanti-nanti kita sekeluarga datang juga dan hasilnya menggembirakan. Sheila lolos selesksi test SBI. Ya... si bungsu .. yang udah kelas 6 SD ini kepilih mewakili sekolah untuk bisa ikut test Sekolah Berstandard Internasional (SBI) yang dilaksanakan SMP 1 Cirebon. Hanya 2 anak dari sekolahnya yang kepilih, karena untuk seleksi awal saja udah disaring ketat. Peserta yang boleh ikut test adalah anak yang prestasi akademis untuk 4 mata pelajaran inti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan Bahasa Inggris nggak boleh kurang dari 7.5, dan itu dilihat dari kelas 3 SD - semester 1 kelas 6.
Sheila masuk ke penyaringan awal aja udah bikin kita bangga, karena anak itu bisa dikatakan kalo belajar sekarepe dhewe. masih inget waktu mo masuk SD dulu sempet diragukan ama banyak orang karena yang pertama umurnya baru 5 1/2 tahun, dan kedua karena badannya yang kecil mungil itu bikin orang-orang suka ada yang underestimate kali ke dia.
Waktu masukin Sheila dulu ke SD, itupun aku lihat dulu dari kemampuan anakku dulu doong... Umur segitu kan dia udah lancar baca dan bisa nulis. Udah gitu di TK-nya kelihatannya dia udah jenuh karena katanya " belajarnya gitu mulu..." Dia lebih seneng cari buku aktivitas di gramedia daripada ngerjain pekerjaan dari sekolahnya. Barangkali dengan buku baru dia bisa nemu sesuatu yang baru. Makanya di TK dulu dia lebih banyak diem, karena merasa nggak ada tantangan. Waktu hari pertama masuk SD, aku malah disuruh nunggu dikantin nggak boleh lihat dari jendela. Dan dari ngumpet2 ngintip dari jendela itu aku liat, dengan pe-denya dia selalu tunjuk jari setiap guru kelas nanya " Siapa yang bisa?" he he he ...... kelihatannya bangga banget dia bisa masuk SD dan nggak di TK lagi. Walaupun.... dengan umur dia yang masih kurang itu tahun pertama di SD, data pribadi di raportnya nggak diisi dulu ama wali kelasnya karena takut ada pemeriksaan dari Disdik. Maklum aja disini ada peraturan yang mengharuskan anak usia dibawah 6 th belum boleh masuk sekolah SD. Untung aja waktu itu tetehnya yang juga waktu masuk SD umurnya masih kurang, udah masuk duluan di sekolah itu. Jadi aku bisa lebih enak nego ama kepsek dan gurunya. Toh dengan umur dia ini nggak jadi keterbatasan buat ngikutin pelajaran. Paling tidak dia selalu masuk 3 besar murid berprestasi di kelasnya. Padahal aku nggak pernah maksain anak harus selalu dapet ranking lho....... Biar aja mereka berkembang dengan karakter mereka sendiri, dan tentu saja dengan arahan dari kita untuk selalu berada di jalan yang baik.
Dan sekarang... walaupun kelulusan SD belum diumumkan, Sheila udah bisa agak santai karena udah nggak perlu pusing untuk cari sekolah lagi. Dan tentu saja buat orangtua seperti aku, itu juga satu berkah yang nggak bisa dibilang kecil. Yah ... mudah-mudahan nanti dia bisa ngikutin, karena aku sendiri belum tau, di SBI nanti sistem pembelajarannya kayak apa. Tinggal kita orangtua yang harus selalu support, ya moral ya materiil. Karena itu udah jadi kewajiban kita. Go Girl!! We're proud of you!

Friday, May 16, 2008

Ke Kejawanan lagi .....


Tujuan kita terakhir buat foto pre wedding ini adalah ke kejawanan. Kita cari timing yang pas. Jam 16.30 nyampe disana, karena kita mo ngejer sunsetnya. Minggu sore gini rame banget disini. Kita harus cari tempat-tempat yang nggak begitu rame orang. Jalan agak jauh di tanggul pemecah gelombang di deket tempat bapak-bapak yang lagi mancing. Jadi kita bisa minjem sepeda ama pancingnya buat foto. Makasih ya pak...., baek banget deh malah nawarin kita pake properti dia dengan sukarela.
Langit cerah banget, tapi anginnya kenceng juga. Laut juga agak pasang, jadi waktu foto berdua duduk di tanggul pemecah gelombang sarung Tewi basah semua kena ombak. Ha ha ha... nggak pa pa laah biar lebih natural.... Sunset juga bagus banget jadi aku ambil gambar siluet mereka berdua dengan latar belakang sunset pas waktu matahari mo tenggelam.
Beberapa foto disini mau kita pakai buat foto di undangan. Bingung juga milihnya karena beberapa momen emang bagus buat dipasang, tapi kita akhirnya mutusin nggak pasang banyak-banyak di undangan. Ntar orang-orang jadi nggak penasaran lagi liat fotonya kalo terlalu banyak dipasang disitu. Jadi akhirnya kita ambil foto siluet dengan latar belakang sunset buat di halaman dalem dan foto2 yang lagi bercengkerama berdua buat di depan dan belakang. Dan yang bikin aku seneng, kelihatannya Tewi puas dengan foto pre wedding ini. Malah dia udah siap-siap mo pamer tuh ama anak-anak kantor besoknya .............. :)
Akhirnya acara motret hari ini kita akhiri dengan makan-makan di Sea Food H. Moel di Cipto. Dan ternyata.... hari ini Arsad ulang tahun!! Jadi kita makan enaaak... Cumi Tempura, kangkung ca udang, kepiting saus tiram ..... hmmmm nyam-nyam nyam..... semua capek ilang deeeh ....

balekambang di kasepuhan


Keraton Kasepuhan punya beberapa tempat yang bagus buat lokasi foto pre wedding. Dari Siti Hinggil di depan, beberapa candibentar atau lawang kori yang banyak terdapat di tempat ini atau mungkin malah mau berfoto di Bangsal Pringgodani dan di depan kereta Paksi Naga Liman. Tapi dari semua itu yang paling membuat aku tertarik malah bukan bangunan keraton utuhnya. Kita masuk ke situs Keraton Pakungwati, yang tinggal puing dan tembok batu bata berlumut. Cari tempat yang nggak biasa, walaupun kita juga ambil beberapa foto di Siti Hinggil. Dan satu lagi adalah bale kambang yang ada di belakang keraton, di pinggir kolam ikan. Sampai disana udah agak sorean. Kira-kira jam 15.00. Banyak orang yang mancing di kolam keraton. Sebagian memang orang dalam keraton, dan sebagian lagi penduduk sekitar keraton yang leluasa masuk komplek ini dari pintu gerbang belakang. Sampai disini udara udah rada bersahabat, karena matahari juga udah nggak begitu terik. Pohon-pohon gede disekitar kolam juga membuat suasana disini jadi teduh.
Hari ini rupanya ada 3 pasangan pre wedding yang foto disini. Buat foto pre wedding disini sekarang udah ada peraturan baru yang mengharuskan kita bayar untuk biaya pemeliharaan sebesar 200rb! Waah mahal juga yaa. Buat fotografer pro, yaaa..... layak lah biaya segitu. Kan mereka juga dibayar mahal buat itu. Tapi buat kita :(( ................ Untung ada Dadi yang masih kerabat Kasepuhan sini yang ngawal kita, jadi kita bisa bayar separohnya he he. Ini yang aku upload kesini sedikit foto yang dibale kambang. Tambah kelihatan romantis soalnya ada sepasang angsa di kolam yang lagi berduaan..........
Pas kita pulang, di pintu depan kita ketemu ama rombongan turis domestik yang lagi pada datang. Busyet banyak banget... ada dua bus! Untung kita udah kelar foto-foto, jadi nggak dijadiin tontonan orang banyak. Bukan apa-apa... dari awal si Arsad udah bilang kalo dia nggak biasa difoto.., canggung, gak fotogenik dsb... dsb.... Jadi aku harus cari momen yang tepat biar fotonya nggak kelihatan kaku. Lha kalo ada orang banyak apa ya ntar nggak jadi tambah canggung dia....

foto pre wedding di klenteng Kwan Im


Tujuan kita selanjutnya adalah klenteng Dewi Kwan Im. Hmmm.......... I always love the colour of red here. Cantik banget warna merahnya..... Tapi ngomong-ngomong, kok aku belum pernah liat ada foto pre wedding yang ngambil lokasi di klenteng ya.... Padahal foto disini kan bagus bangeet.... Kali kalo orang sini yang kebanyakan muslim segen juga ngambil foto ditempat ibadah agama laen yaa. Kalo aku sih cuek aja, karena aku bener-bener love this place, ya arsitekturnya, ya suasananya, bener-bener cantik.
Dan yang bikin seneng lagi, pengurus klenteng disini selalu welcome setiap aku datang.
Mereka pasti ngijinin tiap aku ambil beberapa foto disini. Nggak rese dan selalu senyum. Malah kadang ada yang nunjukin tempat yang cocok buat difoto. Udah gitu mereka juga nggak komersil, karena nggak mintain sumbangan buat pemeliharaan. Tinggal kitanya aja yang mesti tahu diri ngisi kotak amal yang tersedia disini. Si Rizal, driver kita,malah asyik ngobrol tentang sejarah klenteng sama penjaga disitu.
Sayang banget jas yang sedianya dipake Arsad, ternyata kegedean. Salah kita juga siih, kenapa tadi nggak di cobain dulu. Maklum aja minjem dari kakak Tewi. Tahu gitu kan bisa minjem punya Aa, atau pake beskapnya papi, yang kemaren dulu dipake Tobi waktu foto di Sunyaragi. Kayaknya pas tuh.... Tapi yo wis laah, akhirnya karena udah nyampe situ dan males buat balik lagi si Arsad cuman pake kemeja putih doang, plus bawahnya dilibet lagi pake kain batik yang tadi. Jadi hasilnya yaa.... liat aja deeeh.....

motret pre wedding lagi di Sunyaragi


Hari Minggu kemaren akhirnya jadi juga nganter Tewi & Arsad foto pre wedding. Sebelumnya aku ama Tewi jalan-jalan dulu lihat ke studio foto sambil nanya-nanya. Waah ternyata buat foto pre wedding aja sekarang di Cirebon udah mesti ngeluarin duit yang nggak sedikit juga ya. Kebetulan di Pusat Wisata Kuliner ada "Dunia Foto" yang lagi pameran. Mereka pasang tarif 3 jt buat foto pre wedding dan dengan duit segitu kita dapet 1 album plus satu cd. Di foto studio yang lain juga pasang tarif yang nggak beda jauh, 3.5 jt. Weew..., bisa buat beli kerupuk buat temen makan berapa bulan tuh............. Aku bilang sama Tewi, tenang aja deh... yang penting kita dapet spot yang bagus, kita bisa rada ngirit pengeluaran kaan....
Nah... tujuan pertama kita foto ke Goa Sunyaragi. Habis nyalon di Lucky, kita langsung berangkat kesana. Agak susah cari baju yang pas buat Tewi because of her size is very special he he. Makanya kemaren kita sempetin dulu buat fitting baju biar nggak kelimpungan cari baju yang pas.
Sampe di Sunyaragi udah jam 10 lebih. Waah udara udah mulai panas niiih. Udah gitu ternyata hari minggu ini banyak juga orang yang dateng kesini. Jadinya kita langsung aja cari lokasi yang tepat buat foto, setelah (tentu saja) bayar dulu kepos jaga di depan 75rb. Tadinya salah satu penjaga disitu bilang kalo sekarang biayanya udah naek jadi 100rb. Tapi karena aku bilang aku udah sering foto-foto disini, lagian aku kan bukan fotografer profesional, jadi bapak yang satu lagi bilang "Udah deh, udah biasa segitu kok". Thank's ya pak! Waah, ternyata emang disini sekarang buat foto pre wedding bener-bener udah dikomersilkan niih.
Kita nggak lama foto disitu soalnya kita punya rencana mo ke lokasi yang laen lagi. Biar dapet fotonya macem-macem. Lagian hari ini bener-bener deh panasnya, kasihan juga tuh calon penganten pada keringetan begitu, mana tissue ketinggalan di mobil lagi. Untung aja keringetnya ga sampe bikin make up luntur. Kalo Luntur, nggak lucu doong, entar mo fot pre wedding malah dikira foto badut ha ha ha. Yang jelas... hasilnya nggak mengecewakan juga kok..... tambah cinta aja nih ke kamera..... Dan sedikit editing di fotoshop. Taraaaaaaaaa .... jadilah poster n siap cetak!

Wednesday, May 7, 2008

Minggu Pagi di Kejawanan


Minggu pagi ternyata pantai Kejawanan penuh banget. Banyak yang bawa keluarga buat jalan-jalan dan main air disini. Hmmm ternyata orang Cirebon emang haus tempat wisata murah meriah kayak gini. Maklum aja... masuk kesini kita cuman diminta seribu perak di pintu pos security dimuka. Sebenernya pantai disini nggak bisa dibilang bersih. Orang-orang kok ya masih buang sampah sembarangan padahal pengelola disini nyediain kotak-kota stereofoam (eh bener nggak nulisnya :P) dengan tulisan "Buanglah sampah disini!" Tetep ajaa sampah bertebaran dimana-mana.
Pantai di Cirebon emang bukan pantai dengan pasir putih, kayak di kepulauan seribu. Pasirnya item, bahkan cenderung kayak lumpur. Tapi ya buat sekedar main-main ngajak anak-anak sih ok-ok aja. Pantai ini nggak dikelola dinas pariwisata, karena kelihatannya masih masuk wilayahnya Dinas Perikanan dan Kelautan. Disini ada TPI, tapi aku nggak tahu kapan jadwal pelelangan ikan disini. Pas dulu nganter Helen kesini, kebetulan disini pas ada kapal nelayan datang bawa ikan seger yang guedhe-guedhe dan itu pas hari Sabtu sore. Tapi Sabtu sore kemaren aku nggak liat ada kesibukan di TPI.
Minggu pagi di Kejawanan, penuh orang, penuh anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu dan bahkan kakek-nenek yang datang. Kelihatannya beberapa ada yang menjalani terapi air laut disini. Ada juga kelompok beladiri yang latihan di pinggir pantai. Ada nelayan yang cari remis, udang kecil, mancing atau ngejala. Anak-anak berlari-lari main ciprat-cipratan. Yang takut berenang bawa ban karet dengan kepala bebek didepannya. Rame...!!
Keponakan-keponakanku juga udah nggak sabar pengin main air. Begitu sampai pinggir pantai langsung lari nyebur.. . Emang kalo ngeliat anak-anak yang aktiif gitu kadang kaya nggak kenal capek. Sementara mereka maen, ya kita yang gede-gede cuman ngawasin aja. Sampai kurang lebih 100m dari bibir pantai ini dalemnya nggak lebih dari paha orang dewasa. Jadi kita santai aja lagian ombak dipantai utara kalo pagi gini kan nggak gede. Jadinya waktu fotoin aktivitas anak-anak itu yang keliatan adalah kecerian dan kegembiraan mereka. yang nendangin air, yang tidur-tiduran dipantai, lari-lari sampe ngoles-olesin pasir lumpur di badan mereka. He he ... biarin aja. Lha kan katanya berani kotor itu baik..........
Pantai yang kita injek disini ada di bagian sisi kanan pantai kejawanan, dekat Restoran Sea Food Alam Indah. Kalo bawa anak-anak emang enaknya disini, karena tanggul pemecah gelombang disini dibuat dengan turap seperti pondasi dan bukan batu pecah kayak di tanggul sisi kiri pantai. Agak berbahaya bawa anak-anak yang aktif gini kesana, karena kalo jatuh, batu-batu itu cukup tajam untuk melukai mereka. Emang maen di pantai begini lebih enak ketimbang tempat-tempat nongkrong yang len di Cirebon. Soalnya nggak ada tempat nongkrong yang enak selain mall, yang dinginnya nggak alami karena berasal dari AC. Lagian disana anak-anak malah jadi konsumtif. Pengin ini itu, beli mainan atau makanan franchaise yang kadang nggak sehat juga buat perut. Kalau disini bawa keluarga, mending bawa makanan sendiri deh dari rumah. Karena yang ada disini cuman tukang asongan dan warung dadakan yang kita nggak bisa jamin kebersihannya. Kecuali restorant yang aku sendiri belum pernah masuk kesitu karena nggak minat juga he he. Coba tempatnya dibuat yang lebih enak. Shelter-shelter kecil, dengan view ke laut, ditambah lansekap yang ijo, pohon-pohon kelapa dan yang jelas harus bersih ... hmmm.
Tapi kalo udah dikelola gitu biasanya jadi mahal ya... Halah... pengine murah kok mintanya macem-macem.

senja di kejawanan


Hari Sabtu kemaren, Tewi (anak front office) minta tolong untuk difotoin buat foto pre wedding. Rencananya dia mau married bulan Oktober nanti. Gara-gara liat foto preweddingnya Helen jadi pengin juga dia...... Tapi selain itu, masalahnya bukan apa-apa, kalo harus bayar photographer profesional harus bayar berapa tuh... Haree geenee gitu loh... kebutuhan naik semua.. jadi selama bisa diirit kenapa enggak he he. Aku sih seneng-seneng aja, karena paling nggak itung-itung belajar photography juga kaan. Lagian jaman digital foto kaya gini... enak banget kita bisa motret sampe pegel... lha nggak usah modal film lagi kaya dulu jaman masih analog.
Nah.. sorenya aku ajak Tewi jalan, cari spot yang bagus buat lokasi foto. Terus kita ke Pantai Kejawanan, karena spot yang lain aku udah tahu lokasinya. Pengalaman waktu motretin Helen bulan kemaren........ Turun di Kejawanan kita jalan agak ke tengah lewat tanggul pemecah gelombang. Jalannya rada susah disini karena batu pecahnya tajem-tajem. Akhirnya biar gampang jalannya terpaksa lepas sendal dan kita nyeker sampe ke tengah. Sore-sore gini disini banyak orang yang mancing, cari ikan, ngejala atau sekedar nglewatin waktu sambil menunggu senja dan.... pacaran hi hi hi. Tentu saja kesana nggak lupa bawa kamera karena tujuan kita pengin cari spot yang bagus buat foto prewedding. Kita berangkat dari kantor jam 4 sore, dan emang jam-jam begini suasananya enak banget. Udah nggak begitu panas, karena anginnya sejuk dan matahari di Kejawanan tenggelam di arah belakang punggung kita. Pantai agak pasang kalo sore-sore gini. Permukaan air laut agak tinggi bahkan dideket hutan mangrove air menggenang seperti rawa-rawa. Kalo pagi air laut nggak setinggi itu dan di pantai sebelah kanan kita masih bisa jalan sampai ke tengah. Kita disana sampai senja datang, liat sunset dan fotoin langit yang kelihatan memerah keemasan. Bagus banget ....... !!! Beberapa kali aku kesini aku nggak pernah liat sunset disini bagus kaya gini. Barangkali udara juga mendukung kita karena beberapa hari lalu mendung, hujan dan angin kencang masih singgah di Cirebon. Coba liat di foto.... cantiknya alam disini waktu itu. Dan ini foto nggak pake editing pake photoshop lagi lho.... asli... jepretan kameraku!
Pulang ke kantor udah nggak sabar pengin liat hasil jepretan di pantai tadi. Dan tahu nggak... ada yang ngiri karena nggak ikut diajak he he he. Moniq juga pengin kesana ngajak anak-anak besok pagi. "Sekalian fotoin anak-anak yo mbak ..." OK!! Dan mau tahu tingkah polah anak-anak itu waktu diajak ke pantai... baca cerita selanjutnya yaah!

Monday, May 5, 2008

lawang kori


Lawang kori atau kori agung fungsinya hampir sama dengan candi bentar. Bedanya biasanya candi bentar ditempatkan pada bagian terluar dari bangunan yang bersifat publik, sedangkan lawang kori dipakai untuk memisahkan antara daerah semi publik atau semi profan dengan daerah yang bersifat private atau sakral. Bentuknya juga agak berbeda dengan candi bentar yang terpisah antara bagian kiri dan kanan. Pada kori agung bagian kiri dan kanan dihubungkan dengan bentuk lengkung atau balok struktur dengan mahkota diatasnya. Pada beberapa tempat elemen Hindu masih terlihat dengan adanya hiasan berbentuk "kala" atau kepala raksasa karena bentuk kori agung ini memang berasal dari arsitektur Hindu. Bentuk kala semacam ini lazim kita jumpai di bangunan kuil-kuil Hindu di Bali tetapi tidak di bangunan-bangunan masjid dan keraton Islam. Hal ini ada kaitannya dengan ajaran Islam tidak memperbolehkan perwujudan manusia dan hewan, atau mempersonifikasikan sesuatu dan dijadikan elemen dekoratif dalam bangunan. Ini ditujukan untuk menghindari pengkultusan terhadap sesuatu yang bertentangan terhadap ajaran Islam. Hanya saja di gerbang kori agung memasuki masjid Kota Gede kita masih bisa menemukan elemen kala seperti ini di puncak lawang kori.
Di Cirebon, sama seperti candi bentar-nya, lawang kori dihiasi dengan tempelan piring-piring keramik. Fungsinya untuk pembatas antara ruang dengan hierarki yang berbeda. Di Keraton Kanoman lawang kori yang paling besar digunakan untuk pintu tempat lewat gajah dan kereta kerajaan yang menjadi kendaraan Sultan. Lawang kori yang lain ditempatkan untuk membatasi ruang semi publik dengan Langgar Alit. Masjid di lingkungan dalam Keraton Kanoman yang biasa digunakan oleh keluarga sultan.
Sedangkan di Goa Sunyaragi bentukan lawang kori ini bisa kita temui di salah satu gerbang di bagian samping komplek ini. Motifnya banyak didominasi oleh bentukan seperti karang yang dikenal dengan nama "wadasan". Selain motif "wadasan" kita juga mengenal "mega mendung" yang juga menjadi ciri khas motif batik Cirebon.

candi bentar


Kalau kita lihat kuil-kuil di Pulau Dewata, biasanya di depan kita akan jumpai gapura atau gerbang yang biasa disebut candi bentar yang berdiri megah menyambut pengunjung. Tapi gerbang semacam ini nggak hanya ada di Bali saja lho.... Candi bentar semacam ini bisa kita temui di bangunan-bangunan peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia. Dari candi, keraton, makam, atau bangunan monumental lainnya. Naaah, di Cirebon bentukan candi bentar semacam ini bisa kita jumpai di Keraton Kanoman dan Kasepuhan, juga di Masjid Panjunan dan Komplek Taman Air Goa Sunyaragi.
Candi bentar dibuat untuk memisahkan antara zone publik dan private atau yang profan dan sakral. Biasanya hierarki ruang yang berada di dalam lebih tinggi dari ruang luarnya. Hal ini biasa terjadi pada bangunan-bangunan kuno yang perbedaan hierarki ini biasanya dipisahkan dengan menggunakan tembok/dinding, parit, gerbang seperti candi bentar dan lawang kori. Ini berlaku juga di kerajaan-kerajaan Islam seperti Cirebon dimana arsitektur lokal berasimilasi dengan budaya islami. Di Cirebon asimilasi budaya ini tidak hanya terjadi antara Hindu dan Islam tetapi juga dengan budaya China (salah satu istri Sunan Gunung Jati yaitu Ong Tien adalah putri dari negeri China) dan juga Eropa (ketika Belanda mulai masuk ke wilayah nusantara). Jadi ini juga berpengaruh terhadap bentukan arsitektur, termasuk bentuk candi bentar tadi. Karena Islam masuk ke bumi pertiwi dari jalan perdagangan maka disini faham sufisme berjalan, dimana budaya lokal berasimilasi dengan budaya islami. Hal ini berlaku juga pada arsitektur, dimana pemahaman islami berasimilasi pula dengan arsitektur lokal. Sama halnya dengan dunia pewayangan yang dimanfaatkan oleh para wali sebagai sarana dakwah untuk penyebaran agama Islam.
Candi bentar di Cirebon kebanyakan disusun dari batu-bata yang konon kabarnya hanya direkatkan dengan campuran kapur dan putih telur. Di dindingnya dihiasi dengan piring-piring keramik dari China atau Belanda. Ini bisa dilihat dari hiasan lukisan atau motif yang tergambar di piring keramik tadi. Kalau diperhatikan dari bentukan candi bentar yang ada di keraton Kanoman, Kasepuhan, Goa Sunyaragi dan Masjid Panjunan, candi bentar yang berada di Keraton Kanoman terlihat berbeda dari yang lain. Perbedaan ini bisa dilihat dari bentuknya yang lebih simple, dibuat dari batu bata yang sudah diplester (bisa jadi sudah ada perubahan dari bentuk aslinya), dan bentukan melengkung seperti sayap yang berada di kiri kanan candi bentar, yang tidak kita dapati di Keraton Kanoman ini.
Belakangan bentukan candi bentar ini dijadikan "identitas lokal" untuk gerbang masuk kantor-kantor pemerintah dan instansi daerah di Cirebon. Di beberapa daerah candi bentar juga dijadikan sebagai pintu gerbang memasuki kota atau kawasan. Candi bentar menjadi semacam gerbang selamat datang untuk memasuki suatu wilayah. Seperti halnya jika kita mau masuk atau keluar dari Bandara International Soekarno Hatta, kita akan disambut oleh Candi Bentar yang berdiri megah menyambut para tamu yang datang dan pergi dari gerbang internasional negeri ini.