Friday, November 2, 2012

Pak tua dan serulingnya

Suara suling bambu mendayu mengalun lirih. Berhenti sebentar diujung nada. Lalu kembali mengalun perlahan menyanyat kalbu...
Hari ini matahari terasa terik..Panasnya terasa menyengat diatas kepala. Pak tua mencoba bertahan melawan gerah yang melanda siang. Tak perduli keringat mulai menetes membahasi keningnya
Usiamu memang tak lagi muda. Tapi kerja belum lagi usai. Mungkin seperak dua perak cukuplah diterima. Bakal mengisi periuk nasi di rumah, penyambung hidupmu di esok hari.
Suara sendu kembali kau tiupkan. Dengungkan lagu sedih kehidupan. Di sudut relung bangunan kau sandarkan punggungmu, mencoba mengusir penatmu dengan sedikit senyuman...




Morning Glory

Indahnya pagi
Ketika langit mulai memerah
Matahari mulai menyembul dan memancarkan sinarnya yang lembut
Bumi seolah menyambut hangatnya dengan dekapan awan berwarna abu-abu dan jingga
Langit sontak memancarkan keceriaan pagi
Ditingkah semilir angin dan cicitan burung yang bergegas terbang dari sarangnya
Selamat pagi duniaa..........


















Tuesday, September 18, 2012

Resep Bistik ala Emih




Bahan :
1 kg Daging sapi yang tidak berlemak (has dalam, has luar atau topside)
2 sdm Kecap Inggris
1 bh tomat 
Kecap manis secukupnya
Gula merah secukupnya
3 sdm Margarine untuk menggoreng
Kacang polong kalengan siap saji

Bumbu yang dihaluskan :
garam secukupnya
8 siung bawang merah
4 siung bawang putih
1 sendok teh lada /merica
1 sendok teh kayu manis bubuk
4 batang cengkeh
1 potong pala kurang lebih 1/2 x 1 cm

Cara membuat :
- Uleg bumbu sampai halus sisihkan
- Potong daging menjadi 3 bagian, Tusuk-tusuk  dengan menggunakan garpu
- Oleskan kecap inggris dan bumbu yang dihaluskan ke daging sampai merata, diamkan 1/2 jam dan simpan di dalam kulkas
- Panaskan margarine dalam wajan, goreng daging satu sisi sampai berubah warna. Balikkan dan goreng lagi sisi yang lain
- Masukkan daging yang telah di goreng ke dalam panci, masukkan juga margarine bekas menggoreng daging dan air kurang lebih 4 gelas
- Tambahkan garam, gula merah, tomat dan rebus daging dengan api kecil sampai empuk, Jika air hampir habis tambahkan lagi air
- Tambahkan kecap manis dan teruskan merebus daging kurang lebih 15 menit lagi supaya umbu meresap.
- Angkat.. dingikan, potong-potong daging tegak lurus arah serat, siramkan kuah keatasnya dan taburi dengan kacang polong kalengan siap saji
- Sajikan dengan kentang goreng, buncis dan wortel rebus

Masak besar untuk Lebaran



Lebaran tahun ini kerasa beda, soalnya Emih (ibu mertua) nggak bisa lagi hadir di tengah-tengah kami.. Beliau meninggalkan kami kira-kira 40-an hari yll. Sedih karena kita semua jadi merasa kehilangan. Apalagi di tengah suasana lebaran seperti ini, yang biasanya ngumpul bareng sekeluarga, kali ini ada satu anggota keluarga yang hilang :'(. 
Biasanya kalo Lebaran begini Emih selalu menyiapkan opor ayam, sambel goreng dan bistik daging sapi-spesialnya buat kita semua. Sedang aku tugasnya kebagian bikin kue kering, karena kastengel, nastar keju dan chocolate cookies buatanku juga selalu ditunggu-tunggu anak2. Karena tradisi bistik ini di keluarga besar kami biasanya hanya keluar setahun sekali pada waktu lebaran, maka momen makan2 bersama sehabis sholat ied dan sungkeman selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Untungnya selama ini aku sudah belajar cara membuat bistik ala Emih. Jadinya lebaran kali ini semua jadi tugasku untuk menyiapkan masakan khas lebaran di keluarga suami. Kebetulan suamiku 3 bersaudara, dan dia anak tertua. Sedangkan adik perempuanya hanya satu, yang paling kecil, dan nggak doyan masak hehehe... Cuma.. begitu Emih sakit, dia terpaksa harus ke dapur juga menggantikan tugas Emih... segala kejadian pasti ada hikmahnya.. dengan sakitnya Emih akhirnya adik iparku ini jadi rajin ke dapur he he.... Cuma..., untuk masak2 besar begini dia belum pe de...jadinya  aku juga yang turun ke dapur menyiapkan hidangan lebaran :) Untungnya untuk ketupat dan lontong, kita tinggal pesan di tetangga... Bayangin aja kalo harus nunggu masak berjam-jam.. kayaknya nggak kelar-kelar tuh masaknya...
Sehari sebelum hari H, waktu pagi-pagi aku ke pasar mau cari daging.. Tapi lihat antrian di tukang daging yang berjubel, jadi membuatku enggan. Apalagi dengar dari ibu-ibu yang belanja harga daging sudah mencapai 90 rb sekilonya. Naik 30 % dari harga biasanya yang cuma 70 ribu. Duuh... akhirnya kuputuskan saja pulang dan belanja daging di supermarket karena harganya malah lebih murah... Udah gitu belanjanya adem karena nggak usah berpanas-panas ria dan berdesak-desakan kaya di pasar...hmmm :)

Akhirnya kelar juga tuh masak buat lebaran... Alhamdulillah semua suka bistik buatanku... juga sambel goreng dan opornya... Jadi walaupun Emih sudah nggak ada di tengah kita lagi.. tradisi bistik spesial masih bisa tetep jalan dong yaa....

Wednesday, March 21, 2012

Pelaut-pelaut tangguh

Minggu pagi itu Pelabuhan Perikanan Kejawanan Cirebon tampak agak ramai. Pelabuhan yang biasanya lengang kali ini penuh dengan Perahu-Perahu Penangkap Ikan yang tertambat di dermaga. Di sebelah selatan beberapa kapal tampak masih dalam perbaikan, masih banyak komponen-komponen kapal yang teronggok, jangkar yang sudah dimakan karat dan buritan kapal yang terbuka menunggu para pekerja menyelesaikan penambalan disana.
Di sisi dermaga tampak beberapa orang berbincang-bincang. Beberapa duduk-duduk di hulu dan buritan kapal, menunggu nahkoda datang untuk bongkar muatan. Beberapa ABK tampak baru bangun tidur, menggeliat dan melangkah pelan diatas kapal bergabung dengan teman-temannya yang lain.

Ada beberapa jenis kapal yang terlihat di dermaga, Ada kapal penangkap ikan dengan ongkokan besar jaring yang menumpuk diatas dak kapal. Ada juga kapal geo marine di sisi yang lain dan jenis kapal yang terlihat paling mencolk adalah kapal penangkap cumi. Kapal ini terlihat berbeda dengan yang lain karena banyaknya bola-bola lampu yang digantungkan diatasnya. Lampu-lampu ini akan dinyalakan jika malam tiba, dan cumi-cumi akan mendekat jika melihat terang. Dengan begitu para nelayan ini akan dengan mudah menangkap cumi-cumi yang menghampiri kapal. Ada beberapa jenis kapal yang tertambat disana, Kapal yang cukup besar dengan panjang kurang lebih 10 m, dengan onggokan jala diatasnya, adalah kapal penangkap ikan. ABK-nya adalah orang-orang sekitaran Cirebon juga, yang berlayar mengarungi lautan sampai ke Kotabaru di Kalimantan untuk menjual hasil tangkapan mereka. Menurut salah satu ABK, mereka kadang menghabiskan waktu sekitar 3 bulanan untuk kembali lagi ke Cirebon. Di Cirebon mereka beristirahat sekitar seminggu, dan jika cuaca baik mereka akan berangkat lagi melaut.

Orang-orang tangguh..... !!! kelihatan dari tangannya yang kekar dan kulitnya yang gelap terbakar matahari. Mereka meninggalkan sanak keluarganya untuk mencari nafkah ditengah ganasnya ombak lautan. Kadang menembuh badai dan gelombang pasang untuk bisa menghidupi keluarganya. Saluut...!!

Salah seorang ABK bermurah hati memperlihatkan kepadaku hasil tangkapan mereka yang
masih disimpan di perut kapal. Ketika tutup dak lantai kapal dibuka, bau amis pun menyeruak keluar. Tumpukan ikan-ikan dibawahnya tampak terlihat. Kebanyakan dari jenis hiu dan pari. Ku lihat sirip-sirip hiu itu sudah dipotong, karena sudah dijual di perjalanan. Sirip hiu terkenal karena rasanya yang lezat dan harganya yang mahal. Pasti pembelinya juga restoran-restoran terkemuka di kota besar, tidak seperti disini, jarang sekali restorant menyediakan menu Sup Hisit.

Sayang sang nahkoda datang siang, jadi aku tidak punya cukup waktu untuk menunggu kapal bongkar. Sementara itu seorang anak perempuan kecil terlihat malu-malu menggelayuti tangan si ABK. Kelihatan sekali dia enggan melepas genggamannya dari tangan ayahnya, bahkan ketika aku memintanya difoto, dia baru mau lepas dari tangan ayahnya setelah si ABK membujuknya. Sebentar kemudian dia mulai lari lagi dan mendekap ayahnya erat... Barangkali dia belum puas melepas rindunya kepada ayahnya yang sebentar lagi juga akan segera berangkat melaut lagi...