Friday, January 16, 2009

Sahabatku yang lain, juga ikut pergi

Belum genap sebulan aku kehilangan sahabat baikku semasa kuliah, aku dikejutkan lagi oleh kabar kematian temanku yang lain. Kali ini sahabat baikku sewaktu SMP-SMA. Tri Hananto. Kita memang nggak pernah sekelas, tapi sesama siswa asal Parakan yang jaraknya 13 km dari sekolah kita di Temanggung, kita sering ngobrol dan guyonan bareng kalo berangkat sekolah. Biasanya kalo malem minggu anak-anak juga sering ngumpul di teras depan rumah Mbah-ku. Maklum aja, di kota kecil seperti Parakan, tidak banyak hiburan yang bisa didatangi kalo malem minggu. Mana ada pertokoan atau mall yang bisa didatangi, bioskop-pun cuman ada satu-satunya dan biasa memutar film-film lama. Aku sama sekali nggak tertarik untuk nonton. Jadi biasanya kami kumpul-kumpul sambil guyonan, itu yang bikin kita semua jadi temen deket. Sewaktu lulus SMA Hananto diterima di Undip juga, lewat jalur PMDK. Sama seperti aku. Cuman aku masuk ke Arsitektur, dia di Jurusan Pemerintahan Fisip Undip. Semasa kuliah kita jarang ketemu, paling-paling kalo aku maen ke tempat mantan pacarku, Bayu yang sekarang jadi bapaknya anak-anak aku sering papasan, karena kost-nya cuman selisih satu rumah dengan tempat Bayu kost. Pernah kita pulang bareng pake Land Rover Bayu ke kampung halaman, Han ikut nebeng dan kita guyonan sepanjang jalan. Han yang humoris, selalu bikin kita, temen-temennya ketawa. Satu lagi yang aku inget dari Han, bakatnya melukis dan bikin karikaturnya yang hebat. Malah belakangan aku denger dia dulu sempet disembunyiin ama temen-temen kampusnya karena dicari-cari intel, gara-gara gambar karikaturnya dipasang waktu demo mahasiswa.
Han juga deket sama adikku Moniq, yang juga kuliah di Fisip Undip. Moniq kebetulan ikut team basket Fisip dan Han pasti selalu setia jadi suporter dan penggembira kalo mereka tanding. Makanya begitu Han sakit, beritanya langsung nyebar ke milis. Kita semua, teman-temannya yang pernah dekat dengan dia ikut prihatin dan sedih. Menurut dokter Han menderita penyakit tumor di paru-parunya. Waktu itu HB-nya drop dan dia sempet koma beberapa hari di RS.Karyadi Semarang. Rencana operasi yang mau dilakukan kemudian, menurut berita cuma untuk melihat kondisi paru-paru kirinya. Han yang waktu itu sudah sadar dan keluarganya keberatan, karena tindakan operasi yang harus menelan biaya berpuluh juta itu belum tentu menyelesaikan masalah. Akhirnya Han minta untuk pulang ke Parakan, sambil berobat jalan, dan menjalani pengobatan alternatif. Beberapa temen SMA-ku sempet bezuk ke rumahnya dan mengabariku tentang kondisi terakhirnya. Badannya habis, kurus banget dan Han sudah nggak bisa bicara, sampai terakhir pagi hari 12 Januari jam 04.30 Han menghembuskan nafas terakhirnya. Innalillahi wa innailaihi rojiun. Selamat jalan sahabatku.... Pergilah dengan tenang, Lepaslah sudah segala derita akibat sakitmu, Doaku semoga kau mendapatkan tempat terbaik disisinya. Dan anak2mu senantiasa diberi kekuatan dan ketabahan dan selalu berada dalam lindunganNya. amien....