Monday, March 31, 2008

Bruce Lee di Franchaise Lokal


Buat yang pengin cari aman kalo mo makan di China, cari aja franchaise kaya Mc Donald atau KFC. Cuman nggak tahu kenapa kok di Mc D yang aku kunjungi di sini kok menu ayam gorengnya cuman ada Nugget ama Chicken Wing doang ya? Harganya juga lebih mahalan dari Mc D di Indonesia. Lain ama KFC yang menyediakan paket menu yang lumayan murah. Dengan 27.5 $HK kita udah bisa dapet Zinger, French Fries, Fried Chicken gede ama Pepsi. Buat orang yang kapasitas perutnya nggak begitu banyak kaya aku, makan begini bisa buat berdua. Lha makan Zingernya aja udah kenyang, apalagi harus ngabisin fried chicken ama french friesnya juga..
Laen lagi ama Franchaise lokal yang nyediain menu bubur, mie, nasi, sup dan sayur. Rasanya tentu saja khas chinesse food. Tapi yang jelas sup bebeknya enak kok....... Harganya juga nggak mahal karena dengan 3 Yuan (4 rb rupiah) kita udah bisa dapet sepiring sayur, 9 Yuan (12 rb rupiah) untuk semangkuk Bubur dan 12 Yuan (lima belas ribu) untuk Mie lengkap dengan daging dan sayur. Atau mau pilih paket lengkap nasi, sup daging/bebek dan sayur rebus dengan harga 19.5 Yuan (25 rb). Disini kita mesti pilih2 menu karena beberapa menu ada yang mengandung babi juga. Tapi kata Ko Chuang kita nggak perlu khawatir karena disini diharuskan masak daging babi nggak boleh satu tempat ama yang laen. Mungkin karena di China terutama Guangzhou komunitas muslimnya juga cukup banyak.
Masuk ke franchaise lokal ini setidaknya kita nggak buta huruf amat, karena dibawahnya ada terjemahan nama menunya dalam bahasa Inggris. Lalu siapa yang jadi maskot franchaise lokal disini? Bruce Lee .....!!! tokoh kungfu legendaris China yang mendunia itu .... cocok banget karena nama Franchaisenya adalah ..... KUNGFU!

Sup rasa jamu


Jalan-jalan rasanya nggak lengkap kalo kita nggak ngrasain masakan lokal yaa... Sebenernya masakan disana nggak asing juga siih.. karena kita kan biasa makan bubur ama mie juga. Yang beda makanan disini biasanya dilengkapi ama irisan jahe muda. Mungkin karena hawa disini dingin jadi makan dengan jahe gini bikin anget ke badan. Tapi kadang-kadang kita sendiri rada kaget juga ama porsinya. Porsi makan disana banyak banget, kayanya dua atau tiga kali porsi yang biasa aku makan deh. Jadi pertama-tama makan pasti nyisa karena perut udah kagak muat lagi. Cuman buat muslim kaya kita, makan disana harus ati-ati juga pilih menu, karena siapa tahu mengandung minyak babi atau malah daging babinya. Maklum aja disana kita semua pada buta huruf, gara-gara kebanyakan rumah makan nggak pasang menu dalam bahasa Inggris. Untung aja ada Ko Chuang yang ngrangkep jadi guide kita disana. Kalo nggak bisa-bisa makannya tiap hari mie atau bubur sapi melulu he he he.
Malam kedua di Guangzhou, habis kita jalan-jalan kita ketemu rumah makan yang menyediakan aneka sup. Karena kita gak pada bisa baca tulisan Cina, jadi Ko Chuang yang ngasi tau ke kita kalo sup disini juga punya khasiat buat kesehatan. Jadilah kita masuk ke rumah makan ini dan pesen makan. Aku kebagian sup daging kelinci, Aa' sama Mbak Ika dipesenin sup burung dara, dan Pak Priyo disarankan Ko Chuang untuk makan sup daging bulus! " Ini bagus buat pinggang lo.. Kan lo suka sakit pinggang" gitu kata Ko Chuang ke Pak Priyo. Gak berapa lama hidangan udah tersedia. Karena kita kesitu udah kemaleman, buat temen makan sup hanya tersedia kwetiau aja. Begitu sup datang aku langsung mencicipi makanan yang bikin penasaran ini. Hmmm rasanya enak, ada rasa jahe, rempah2 dengan daging kelinci dan jamur, juga ada beberapa tambahan isian seperti lengkeng kering. Kwe tiau disini gede-gede tapi cocok banget dimakan sama supnya. Kebetulan pak Priyo dapet giliran dianter pesanan paling akhir. Dan ketika nyicip rasa supnya dia langsung komentar "Waah, ini sih jamu bukan sup! Ko Chuang nih ngerjain yaa?" Tapi Ko Chuang cuman cengar-cengir aja sambil bilang. "Lho, ini kan bagus buat pinggang lo yang suka sakit. Sehat!" Jadi sambil kepaksa itu sup dimakan juga, kelihatan banget tampangnya yang kesiksa setiap kali nelennya hi hi hi.
Pulangnya sampai di hotel sebelum masuk kamar Ko Chuang bisik-bisik ama Aku & Aa' sambil senyum-senyum "Gue gak tanggung jawab deh malem ini si Priyo, udah gue kasi sup daging bulus tadi tuh!" Ha ha ha kita bertiga ngakak... ternyata bener nih Ko Chuang emang ngerjain pak Priyo...

Peristirahatan Terakhir Warga Hongkong


Hongkong termasuk kota yang padat penduduknya. Naah... kalo warga Hongkong meninggal kemana jasadnya dikuburkan?
Warga China yang meninggal biasanya di kremasi atau dikuburkan. Abu jenazah dimasukkan ke dalam guci dan disimpan di tempat penyimpanan abu. Sedangkan yang dikuburkan diatasnya didirikan nisan yang dilengkapi dengan tempat menyimpan hio. Tiap tahun diadakan upacara Ceng Beng, yaitu upacara untuk menghormati arwah keluarga yang sudah meninggal, yang dilaksanakan di tempat mereka dikuburkan atau tempat perabuannya. Kali ini aku punya kesempatan melihat tempat pekuburan warga Hongkong yang terletak di salah satu pegunungan disana. Kebetulan Ko Chuang mau mengunjungi tempat perabuan ayahnya sebelum kembali ke Indonesia. Jadilah kita kesana mengantar Ko Chuang, dan tahu nggak, kuburan warga Hongkong ini bener-bener membuat kita terperangah. Batu-batu nisan tersusun rapi mengelilingi pegunungan ini. Menghadap ke arah teluk dibawahnya. Sama sekali nggak ada kesan nyeremin, pohon-pohon gede atau tempat yang suram, apalagi kalo kita ngebayangin ada vampire yang bisa loncat-loncat kaya di film-film China itu, he he he .... nggak ada.
Tempat peristirahatan terakhir warga Hongkong ini dibagi menjadi 2 bagian. Pekuburan dan bangunan tempat abu jenazah. Bangunan perabuan terdiri dari 6 lantai (1 lantai basement dan 5 lantai diatasnya). Bangunannya modern banget. Disini abu-abu jenazah diletakkan dalam rak-rak yang ditanam didinding. Ada yang ditutup dengan kaca dan ada yang tidak. Di dalam rak kaca yang besarnya kira-kira 30 x 40 cm2 itu terdapat barang-barang yang dibawa keluarga orang yang meninggal untuk persembahan. Ada miniatur kursi, meja, boneka, makanan, yang ditata seperti layaknya suatu ruang keluarga di rumah. Ada juga donal bebek disana (diwaktu hidupnya ini orang suka ama donal bebek kali ya...). Dan ada juga yang hanya meletakkan bunga dan tempat hio di muka kotak abu jenazah.
Dibelakang bangunan perabuan ini ada hall terbuka dengan Liang Teng yang menjorok menghadap ke lembah dan teluk dibawahnya. Pemandangan dari sini bagus banget.
Diwaktu Upacara Ceng Beng, tempat ini akan dipenuhi warga Hongkong yang datang untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal. Sudah dapat dipastikan pada hari itu jalanan kesini bisa macet total, dan banyak warga yang terpaksa harus jalan kaki naik gunung untuk bisa mencapai tempat ini.

Sunday, March 30, 2008

Modern Guangzhou



Nampaknya kota Guangzhou nggak mau kalah dari Hongkong. Lihat aja apa yang akan dilakukan pemerintah Cina untuk menghidupkan kota ini. Di tepi Pearl River, sungai besar yang mengalir di pinggir kota Guangzhou, paling tidak akan dibuat beberapa buah skycraper yang rencananya akan selesai di tahun 2010 nanti. Kawasan ini nantinya akan menjadi kawasan kota baru yang megah. Dua diantaranya adalah :

1. Guangzhou TV & Sightseeing Tower
Architect: ARUP Qualification

Construction period: 2005 - 2007/2008


The tower will be 450 meters tall and is known as the Guangzhou TV & Sightseeing Tower. Inside the sightseeing tower there is a group of climate floors with gardens. The functions of different floors will be made according to their different climate districts and the floors will be named after their climate districts.
A large exhibition hall will occupy the first floor while a 3D movie theater of the desert will be situated 95m above the ground level. A prairie garden in the third public floor, 195m above ground level and a tropics quick dining room at 310m. A temperate zone area and a hotel will occupy the fifth floor, 345-350m above ground, while tundra luxurious dining rooms will occupy the sixth floor, 430m above ground level. 450m above ground will a small city square, known as the North Pole Square be. From the roof above the square an antenna will stretch to 610m. The proposal was one of the three proposal that was approved to the second competition and was finally approved in december. The ground construction started immediately and the tower is currently under construction.

2. West Tower, Pearl River New City, Guangzhou, China

Height: 432m
Number of storeys above ground: 104

Plot space: 31,084.96m2

Total floor space: 448,000m2

Total investments: 750 million USD
Date of ground breaking: 26 December 2005

Estimated year of completion: 2009
Functions: offices, hotel, apartments, convention, shopping, sightseeing, culture and entertainment, etc.


Pada tahapan berikutnya juga akan dibangun East Tower yang letaknya bersebelahan dengan West Tower. Sebenernya di dalam pelaksanaan nanti belum jelas apakah bangunan East Tower ini akan dibuat sama dengan West Tower. Tapi di dalam konsep awal rencananya bangunan West & East Tower ini dibuat kembar dengan pertimbangan supaya terdapat keserasian dan harmony diantara keduanya. Jika tidak ada perubahan kedua menara ini akan jadi menara kembar yang menjadi salah satu landmark di Pearl River New City.


Saturday, March 29, 2008

Nyolek Hidung Clinton


Kapan lagi bisa nyolek hidungnya Clinton, atau manggung bareng Madonna & Michael Jakson. Atau bisa menggandeng bintang film China kayak Andy Lau ama Jackie Chen. Buat cewe-cewe inilah kesempatan buat bisa nyium Bon Jovi, Pierce Brosnan atau Brad Pitt. Buat cowonya mau meluk Angelina Jolie, Michele Yeoh atau Jodie Foster juga bisa. Kagak ada yang nglarang dan mereka juga nggak akan protes. Jangan takut juga bakal digebukin ama bodyguardnya, karena yang dipeluk dan dipegang cuman boneka lilinnya ha ha ha..
Kalo ke Hongkong jangan lewatin ke Madame Tussaud yah... Museum lilin ini letaknya di The Peak- Hongkong Island. Puncak tertinggi yang bisa dicapai pakai bus, kereta gantung atau kendaraan roda empat lainnya. Disini kita juga bisa ngeliat kota Hongkong yang gemerlap dari puncak gunung. Jadi kalo kesini malem aja, kira-kira lewat kam 6 sore gitu.... dan begitu liat kota dibawahnya pasti semua akan bilang Wooow.....!!!! Emang bener julukan The City of Light paling cocok buat Hongkong.

Jejak Islam di Guangzhou



Lagi-lagi cerita tentang perjalanan ke China. Banyak yang pengin ditulis cuman apa daya kemaren ini bener-bener gak sempet buat nulis. Maklum aja udah sih ribet ngurusin urusan kantor yang ditinggal seminggu trus ditambah Helen mo nikah, jadi boro-boro nerusin nulis tentang perjalanan ke China. Nengok email pun sampe kagak sempet. Naaah mumpung masih inget, biar udah lama gak pa pa yaa.... ibaratnya kalo tempe sih semangit... biar udah rada basi tapi tetep enak dinikmati he he..
Cerita kali ini tentang jejak Islam di Guangzhou. Ternyata sejarah Islam disana udah dimulai sejak lebih dari 1300 tahun yang lalu. Diceritakan bahwa Shabi Sad bin Abi Waggas datang ke China untuk berda'wah atas perintah Nabi Muhammad,SAW. Beliau membangun masjid pertama di China yang kemudian dikenal dengan Huaisheng Mosque, juga dikenal dengan Masjid Menara, karena disini berdiri menara tua bergaya arsitektur Arab setinggi 36.3 m. Masjid inilah yang aku kunjungi waktu ke Guangzhou. Beberapa bagian bangunan udah diganti, ditambah dan direnovasi dengan yang baru, juga di bagian Ruang Sholatnya. Menurut sejarah. Masjid Huai Sheng ini dibangun pada awal pemerintahan Dinasti Tang, dan sekarang berada di Jl. Guangta no.56, menempati daerah seluas 2966 m2. Bangunan ini mempunyai arsitektur China gaya Tang, kecuali pada bagian menaranya. Hampir kaya klenteng-klenteng di Indonesia, bedanya disini lebih banyak kaligrafi yang menghiasi bangunan, gak seperti di klenteng2 yang penuh dengan ornamen berbentuk tumbuhan atau binatang dengan warna-warna terang merah, kuning dan emas. Seperti bangunan China laennya yang terdiri dari beberapa pavilyun, Masjid ini juga terbagi dari beberapa bangunan dengan Hall yang cukup besar di tengah. Hall ini berfungsi juga sebagai tempat jamaah jika Ruang Sholat tidak mampu menampung jamaah. Di sekelilingnya terdapat taman, sumur dan juga ada bangunan tempat prasasti bertuliskan sejarah Masjid. Untuk masuk ke Masjid kita harus melewati tiga buah gerbang. Gerbang pertama masuk ke area penerima yang dibatasi penghalang berupa partisi, Gerbang kedua bersebelahan dengan ruang wudhlu, dan gerbang ketiga menuju ruang utama masjid. Ada cerita menarik tentang sumur disini. Menurut cerita orang-orang disitu sumur disitu jarang keluar airnya, biasanya air akan keluar jika ada orang kuat atau yang diberkahi datang (ini aku denger dari pembicaraan Ko Chuang dengan pemelihara Masjid di situ). Naah pas kita kesana, ternyata air di sumur itu keluar!! Orang itu sampe terheran-heran lho.... Wallahualam, semoga aja itu pertanda baik buat kita, dan kita termasuk orang-orang yang mendapat barokah ... amiiiin
Peninggalan Islam yang lain di Guangzhou adalah Masjid Hao Pan, yang dibangun pada masa Dinasti Ming pada tahun 1465. Letaknya di Jl. Hao Pan no.378 dan menempati area seluas 1491 m2. Masjid ini termasuk masjid yang sangat penting di Guangzhou karena Universitas Muslim pertama di China didirikan disini. Juga beberapa Majalah Islam diterbitkan disini. Sebelum dan selama Revolusi Kultural oleh pemerintah komunis, menyebabkan masjid ini ditutup dan dijadikan pabrik, kemudian mulai dibuka kembali pada bulan Maret 1998, juga dijadikan sebagai Pusat Pelatihan Bahasa Arab Guangzhou sejak September 1998.
Masjid yang lain di Guangzhou adalah Dongying Mosque yang dibangun oleh Tentara Hui pada masa dinasti Ming. Menurut sejarah usianya lebih dari 500 tahun. Bertempat di Jl. Yue Hua no.1. Masjid ini juga melayani pemakaman untuk warga muslim di Guangzhou.
Satu lagi peninggalan Islam di Guangzhou adalah Makam Abu Waggas, sebagai penyebar agama Islam pertama di Guangzhou. Biasa di sebut juga Makam Shabi, yang menurut sejarah berumur lebih dari 1300 tahun. Letaknya di Jl. Jie Fang Bei no.901 dan merupakan tempat ziarah yang didatangi oleh muslim dari dalam dan luar Cina sejak ratusan tahun lalu.

Friday, March 28, 2008

Foto Pre Wedding di Sunyaragi


Siapa yang mo nikah? Pengin bikin foto out door buat Pre Wedding? Datang aja deh ke Goa Sunyaragi. Tempat ini bener-bener eksotis banget buat dijadiin lokasi pemotretan. Situs Goa Suyaragi yang dulunya Taman Air ini emang keadaanya gak begitu terawat. Sayang ya...., padahal kalo dikelola dan dirawat dengan baik, pasti bisa jadi obyek wisata andalan di Cirebon sini.
Karena orang sekarang udah sadar foto (buktinya banyak foto studio yang laris manis sekarang). Apalagi di era digital seperti sekarang yang kita nggak usah pusing beli-beli film. Tinggal jepret-jepret sak kemenge. Nggak seneng ... tinggal di delete aja... beres!!.
Itu juga yang kemaren aku kerjain waktu Helen mo married. Jadilah fotografer amatiran ini melenggang bersama calon pengantin ke Goa Sunyaragi. Karena sekarang ini udah sering dijadiin lokasi buat pemotretan, petugas disana mencharge Rp. 75.000 untuk foto pengantin di Goa Sunyaragi. Biasanya kalo kita sekedar motret biasa kita cuman diminta bayar untuk tiket masuk dan sumbangan pemeliharaan ala kadarnya. Emang pengelolaan disini minim banget, karena dana pemeliharaan dari Keraton dan Pemda juga cekak. Jadi... itung2 nyumbang deh buat pelestarian warisan budaya yang unik ini.
Kembali ke topik.... tips ku kalo mau foto disana pake baju yang berwarna cerah. Kelihatannya hasilnya akan lebih bagus, karena background yang didominasi warna hitam, abu-abu dari motif batu karang dan tembok yang udah mulai kusam akan sangat kontras dengan warna baju yang cerah. Liat deh... hasil foto jepretanku kemaren, warna baju cerah hasilnya lebih bagus, apalagi yang pake sarung merah ......
Yang mo comment boleh, tapi perlu diinget dulu yah... ini hasil kerjaan fotografer dadakan jadi jangan disamain ama yang udah profesional yaaah ...he he

stressing days


hh...akhirnya..... selesai juga. Setelah beberapa hari yang melelahkan nyiapin acara buat pernikahan Helen tanggal 25 Maret kemaren, akhirnya selesai juga deh. Beres.. klaar. Maklum dengan kondisi ibu yang sakit, papi jadi yang repot ngurusin cucu-cucunya. Tinggal aku ama Moniq aja yang ngurusin ini itu, dari mulai pesen catering, booking hotel, nyiapin perlengkapan, cari souvenir, etc... etc.... Sedangkan calon pengantennya sendiri baru datang tanggal 22 malam. Sementara urusan kantor dicuekin dulu, pagi sebentar nengok anak-anak di kantor trus ngabur keluar. Tanggal 24 malam acara akad nikah, alhamdulillah lancar. Padahal paginya seharian sampe jam 3 sore motretin Helen ama Tobi di Sunyaragi. Untung udara lagi nggak panas, rada-rada mendung. Kalo nggak kali udah meleleh duluan nih. Tapi.. cape ilang begitu liat foto-foto di sunyaragi jadinya bol jug (buat kapasitasku kaleee yang biasanya asal jepret motret). Emang lokasinya yang bagus ato... emang ada bakat jadi fotografer juga kalee yaa... he he ....
Tanggal 25 resepsi di restoran Pondok Indah, biar acaranya cuman 3 jam, tapi ikut jadi seksi repot emang nyapekin. Besoknya kita jalan-jalan lagi muter Cirebon sambil hunting foto. HAbis foto di Hotel Sare Sae tempat mereka nginep, aku bawa aja ke Klenteng Dewi Kwan Im (yang eksotis banget kelihatannya di foto), trus kita ke Trusmi... sayang sampe sana pengrajin batiknya dah pada pulang karena ada muludan (festival tahunan yang di adain seminggu setelah tanggal 12 Rabiul awal). Jadinya Helen ama Tobi aja tuh yang hunting obyek foto. Karena udah sore akhirnya aku bawa aja mereka ke pantai Kejawanan. Kebetulan lagi ada kapal nelayan yang nurunin hasil tangkapannya di TPI. Wuiiih ikannya mak... segede-gede paha gue...! Helen ama Tobi sibuk cari obyek foto eh... aku ama moniq malah ngebahas masakan gara-gara liat ikan kerapu, kakap merah ama baronang yang seger-seger disana. Hi hi... maklum... emak-emak... biasa masak... jadi larinya balik ke dapur lagi deh.... Habis dari situ kita balik lagi ke Klenteng karena hari ini ada perayaan Hari Ulang Tahun Dewi Kwan Im. Sayang acara Barongsainya baru mulai jam 7 malem dan kita semua udah kelelahan banget, akhirnya cuman lewat di depan kraton Kasepuhan, jepret satu-dua foto terus pulang deh..... Dan malamnya... tewas dengan sukses !!!!

Friday, March 14, 2008

bener-bener intensif (2)


Hotel yang aku tempatin waktu nginep di Kowloon juga gak beda jauh ama hunian di Hongkong. Disini sewa hotel mahal. Kita nginep di Bridal Tea House Hotel dan ngambil kamar standard room dengan 1 bed yang luasnya gak lebih dari 10 m2. Tapi biar kecil dan kaya tidur di kubikal, kamar hotel ini cukup nyaman. Ada shower, closet duduk dan wastafel yang cukup bersih, dan kayanya semua ruang dimanfaatkan semaksimal mungkin. Untuk lewat di sebelah tempat tidur kita harus gantian soalnya jalannya cuma selebar 50 cm. Disamping tempat tidur ada meja nakas yang diatasnya ada pemanas air dan gelas buat tempat kita minum. Dibawahnya buat tempat tong sampah. Lemari juga cuman satu dan bagian bawahnya buat tempat kulkas kecil. Karena gak ada tempat buat koper kita akhirnya koperpun di taro dibawah ambang jendela yang agak menjorok keluar. Bener-bener dah....! kenapa gak sekalian aja tuh bawah tempat tidur dibuar drawer untuk tempat penyimpanan he he he. Dan tahu nggak harga sewa kamar ini adalah $HK 478/night! kira-kira setara Rp. 550 ribuan. Di Guangzhou harga segitu kita udah dapet kamar hotel yang bagus. Tiap lantai hotel cuman punya 4 kamar, dan tinggi hotel ini ada 25 lantai!. Bener-bener tower, udah kaya pencil aja... tinggi langsing he he he.
Waktu datang aku cuman liat ada 1 front office, 1 petugas keamanan dan 1 petugas kebersihan. Gak perlu banyak orang, Lobby juga cuman ada 3 kursi dan 1 meja buat tamu. Sampe-sampe pak priyo harus duduk di tangga karena gak kebagian kursi, sementara Ko Chuang ngeberesin administrasi. Tapi hotel begini penuh terus, palagi kalo week end. Banyak orang China daratan yang datang ke Hongkong buat maen and cuci mata kali yaa...... Tamu-tamu bule juga banyak. Tapi karena orang yang datang kesini cuman numpang tidur doang ya kayanya gak masalah tuh kamar sempit, asalkan tidur bisa pules......

bener-bener intensif (1)








Tempat tinggal bener-bener mahal di Hongkong. Maklum aja kayanya semua tanah udah penuh ama bangunan. Udah gitu tanah di Hongkong emang bukan tanah subur karena asalnya emang gunung batu. Jadi sedikit mungkin tanah lowong pasti udah dijual. Bangunan disitu kebanyakan dibawah buat pertokoan, tapi lantai dua keatas udah penuh dijadiin hunian, hotel atawa perkantoran. Flat-flat buat masyarakat menegah kebawah biasanya gak punya tempat parkir. Sewa parkir disana mahal banget, biaya perawatan mobil juga mahal. "Jangankan service berat... ganti oli aja mahalnya minta ampun" kata Ko Chuang. Jadi penghuni flat kalo punya sepeda ato motor ya diparkir aja dipinggir jalan, bahkan waktu malam kita baru sampe di Kowloon aku liat banyak sepeda yang diparkir di pager pembatas pedestrian, di rantai aja ke tiang di pinggir jalan. Motor juga cuman diparkir dan dikerudungin aja, nggak takut ilang. Segitu amannya Hongkong, orang juga gak takut naro kendaraan roda dua di luar. Kalo di Indonesia ... parkir di garasi aja bisa diembat maling... he he he... menyedihkan ya..... jadi malu deh gua.....
Kebetulan Ko Chuang baru jual 1 unit flat yang dulu ditinggali dia ama mamahnya karena mamahnya mau tinggal di Indonesia. Kalo disini setara ama rumah BTN type-36. Sebelum dia pindahan aku sempet mampir ke tempat tinggalnya. Kamar 2 buah, Dapur, 1 Kamar mandi, ama ruang bersama yang bisa dijadiin ruang duduk sekaligus ruang makan plus balkon buat jemur2. Jalan didepan unit flat itu gak lebih dari 120 cm! Cuman cukup buat 2 orang jalan. Dan harga jualnya... hampir $HK 1.000.000 !! Busyet ! Di Indonesia duit segitu udah dapet rumah bagus ama halaman luas dah!
Tapi di Hongkong peraturan bangunan ketat bener. Keselamatan penghuni gak bisa disepelekan. Biar bangunan dibuat untuk masyarakat menengah kebawah tapi semua harus dilengkapi alat pendeteksi kebakaran kaya fire alarm ama smoke detector, sprinkler, hydran box di beberapa tempat dan juga tangga darurat. Tangga darurat juga harus ada dua. Biasanya aksesnya dari arah sirkulasi publik di deket-deket lift (karena lift kan nggak bisa digunakan kalo lagi kebakaran). Tiap kamar di unit hunian juga harus punya jendela yang menghadap keluar, gak bisa nggak! Di tiap lantai aku liat di dalam tangga darurat ada emergency window untuk bisa akses ke lubang elevator, buat akses teknisi kalo lift macet. Lift-nya juga gak seberapa besar. Diisi 5 orang juga udah penuh.
Urusan plumbing... semua dibuat outbow, ada diluar bangunan. Listrik juga dibikin outbow, kabel listrik dimasukin ke pvc dan dipaku di plafond. Jadi hunian type 36 tadi gak pake rangka plafond lagi. Plafondnya ya dak lantai aja di cat.
Kalo hunian yang agak eksklusif kelihatannya punya ruang terbuka yang rada lebar. Tapi ya itu... harganya mak! Disana agen properti banyak buka outlet. Jendelanya penuh ama iklan properti yang dijual belikan. Sempet siih aku liat denah hunian yang rada gede..., tapi ya pemikiran intensivitas ruang mah ... teteeep............

Wednesday, March 12, 2008

Bayi-bayi tikus di toples



Tradisi pengobatan China udah terkenal sampe kemana-mana. Biasanya aku cuman denger aja segala macam binatang bisa dijadiin obat. Dari reptil kecil semacam cicak sampe yang gede kaya buaya. Dari binatang pengerat bayi-bayi tikus sampe kijang dan empedu beruang. Juga serangga-serangga kecil yang bentuknya kaya jangkrik dicampur ama macem-macem ramuan lainnya. Toko obat China menyediakan macam-macam obat herbal dari yang berbentuk tanaman atau binatang tertentu yang diawetkan sampai obat-obat herbal yang berbentuk pil atau dikemas dalam bentuk kapsul. Sore hari waktu jalan-jalan di Kowloon kita sempat lewat depan tempat praktek shinse, yang penuh orang ngantri untuk berobat. Wiiih, ternyata pengobatan tradisional di kota semodern Hongkong ini juga masih laku keras. Orang2 yang ngantri berobat dari anak-anak, sampe kakek nenek, yang masih bisa berjalan tegak sampe yang dianter pake kursi roda. Tapi yang paling aku gak tega lihatnya itu bayi-bayi tikus segitu banyak dimasukin ke toples besar dan direndem pake arak. Hiiii.... apa ya tega ya nelennya?? Kalo aku... mending cari obat yang laen aja deeh................!

Tuesday, March 11, 2008

ucapan syukur dan trimakasih

Ayahku dulu menjadi Camat. Berpindah-pindah tugas di beberapa kecamatan di Kabupaten Wonosobo-Jawa Tengah. Suatu kali ketika beliau bertugas di Kecamatan Sapuran ada bantuan dari pemeritah untuk pengentasan kemiskinan melalui dinas peternakan di daerah, dengan memberikan ayam untuk dipelihara oleh masyarakat miskin. Ayam-ayam itu dibagikan di beberapa desa di seluruh wilayah kecamatan untuk diternakkan sehingga orang-orang tersebut bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari beternak ayam. Beberapa bulan berlalu setelah program bantuan itu diberikan. Seorang anak usia 10 -11 tahun datang ke kecamatan mencari bapakku dengan membawa ayam. Anak itu berkeras ingin menemui bapakku dan bersedia menunggu sampai bapakku datang. Padahal desanya tidak dekat dari kota kecamatan dan jika berjalan kaki bisa beberapa jam berjalan baru sampai kesana.
Ketika bapakku datang anak itu segera berlari menghampiri, dan meminta bapakku mau menerima ayam darinya, karena ayam yang dulu diberikan bapakku lewat program bantuan itu sudah berkembang biak sedemikian banyak. Rasa syukur dan terimakasih yang mendesak dia untuk berjalan berkilo-kilo meter untuk menemui bapakku dan berusaha memberikan apa yang dia punya.
Kadang kita merasa sesuatu yang untuk kita tidak terlalu besar artinya bisa berarti banyak buat orang lain. Hendaknya kita mulai mencoba mensyukuri apa yang kita punya, apa yang Tuhan sudah anugerahkan pada kita, agar kita bisa menghargai lebih banyak apa arti rahmat, anugerah, rizki dan hidup.....

It’s my first time abroad and I’m going to Hongkong !

Kagak ngebayangin.......Alhamdulillah akhirnya bisa juga aku ke luar negeri. And my first destination is Hongkong!

Berhubung perjalanan ini bukan perjalanan wisata murni, jadi kayanya nggak puas deh rasanya jalan-jalan disana. Pulang dari sana udah niat banget nih buat ngumpulin duit lagi biar bisa bawa anak-anakku kesana. Barangkali nanti tripnya bisa rada lebih lama jadi bisa menjelajahi Cina daratan sampai ke Beijing atau ke Profinsi Xian. Atau siapa tahu entar bisa mengunjungi Nepal atau Tibet, menyusuri Silk Road seperti para penjelajah dulu menjelajahi China. (Let’s keep dreaming!! … he he he. Hey who knows !! May your dream will be come true..ya nggak ya nggak.......)

Trip kali ini sebenernya buat nganter suamiku ngeliat mesin di Guangzhou. Tepatnya di Fusan. Fusan tuh kota industry yang kalo ditempuh pake kendaraan roda empat kira2 1 jam-an dari Guangzhou. Kaya Cikarang-nya sini laah. Tapi jangan bayangin disana segede Cikarang ! lebih-lebih besar dari itu. Di beberapa tempat banyak industry keramik yang mulai tutup. Katanya sih udah mau di relokasi karena polusinya udah mengganggu lingkungan. Katanya siih Fusan adalah pusat industry keramik terbesar di Cina. Nggak heran deh aku liat banyak showroom gede-gede disana dan pasti industry keramiknya juga bermacam-macam. Pantes aja Nabi Muhammad sampe nyuruh2 umatnya supaya belajar dari orang China… Oooo ternyata banyak ini itu yang emang kita harus belajar banyak dari mereka. Hmm kapan Indonesia bisa begini yaa…. Tapi biar disitu kota industry aku masih liat rumah2 tradisional disela-sela bangunan-bangunan industry. Gerbang2 khas China (kalau gak salah disebutnya Pai Lou) yang terbuat dari batu-batu monolit dipahat dengan relief hiasan2 khas berbentuk naga, burung, singa atau bunga dan sulur-suluran. Sayang gak sempet turun buat liat detailnya…………….

Guang zhou lain lagi, rupanya disini selain industry perdagangan juga maju pesat. Guangzhou punya pelabuhan peti kemas yang besar, tempat masuk barang ekspor impor dari dan ke negeri China. Guangzhou ini gerbang ke China daratan dari arah selatan dan timur. Jadi kalau kita masuk dari Hongkong di Guangzhou kita harus lewat pintu imigrasi dulu untuk masuk ke China. Walaupun Hongkong sudah kembali lagi ke Republik China tetapi rupanya Hongkong punya otorita sendiri dan orang China daratan yang mau masuk ke Hongkong atau orang Hongkong yang mau masuk ke daratan China harus lewat pintu imigrasi dulu. Sama halnya dengan kita warga negara asing. Kita masuk ke Guangzhou naik MTR dari Kowloon. Kira-kira 3 jam perjalanan kereta ke Guang zhou. Tapi biar kelasnya ekonomi, kelasnya sama ama eksekutif class nya kereta di Indonesia….malah lebih bagus karena lebih bersih . Harga tiket dari Kowloon ke Guangzhou $HK 190, kira-kira 200 ribuan laaah kalo dikursin rupiah.

Guangzhou kotanya gak beda jauh ama Jakarta, cuman kayanya di sini gak begitu kecium bau-bau polusi. Di Jakarta jalan siang2 di kota bisa pulang2 bengek deh… Disini udara relative lebih bersih dari Jakarta. Masih banyak taman kota, penghijauan dan kendaraannya juga gak ngeluarin asap ngebul yang bikin sesek paru-paru. Di Guangzhou kita bisa temuin komunitas muslim yang cukup banyak. Ada 4 mesjid tua diantaranya ada yang dibangun pada masa pemerintahan khalifah Abu Bakar. Banyak juga orang2 dari Kazahstan atau Uzbekistan yang tinggal dan kerja disini. Malah kita sempet makan siang di resto yang punyanya orang Syria dan berkunjung di salah satu masjid disana. Bermalam 2 malam di Guangzhou kita balik lagi ke Hongkong. Stay 2 malam di Hongkong trus pulang ke Jakarta, kita transit semalem dulu di Singapore.

Tapi… udah liat Hongkong trus ke Singapore……. Halaah…. Kita semua ngeluh, waah salah trip nih, udah liat Hongkong, Singapore kagak ada apa-apanya !!!