Saturday, March 29, 2008

Jejak Islam di Guangzhou



Lagi-lagi cerita tentang perjalanan ke China. Banyak yang pengin ditulis cuman apa daya kemaren ini bener-bener gak sempet buat nulis. Maklum aja udah sih ribet ngurusin urusan kantor yang ditinggal seminggu trus ditambah Helen mo nikah, jadi boro-boro nerusin nulis tentang perjalanan ke China. Nengok email pun sampe kagak sempet. Naaah mumpung masih inget, biar udah lama gak pa pa yaa.... ibaratnya kalo tempe sih semangit... biar udah rada basi tapi tetep enak dinikmati he he..
Cerita kali ini tentang jejak Islam di Guangzhou. Ternyata sejarah Islam disana udah dimulai sejak lebih dari 1300 tahun yang lalu. Diceritakan bahwa Shabi Sad bin Abi Waggas datang ke China untuk berda'wah atas perintah Nabi Muhammad,SAW. Beliau membangun masjid pertama di China yang kemudian dikenal dengan Huaisheng Mosque, juga dikenal dengan Masjid Menara, karena disini berdiri menara tua bergaya arsitektur Arab setinggi 36.3 m. Masjid inilah yang aku kunjungi waktu ke Guangzhou. Beberapa bagian bangunan udah diganti, ditambah dan direnovasi dengan yang baru, juga di bagian Ruang Sholatnya. Menurut sejarah. Masjid Huai Sheng ini dibangun pada awal pemerintahan Dinasti Tang, dan sekarang berada di Jl. Guangta no.56, menempati daerah seluas 2966 m2. Bangunan ini mempunyai arsitektur China gaya Tang, kecuali pada bagian menaranya. Hampir kaya klenteng-klenteng di Indonesia, bedanya disini lebih banyak kaligrafi yang menghiasi bangunan, gak seperti di klenteng2 yang penuh dengan ornamen berbentuk tumbuhan atau binatang dengan warna-warna terang merah, kuning dan emas. Seperti bangunan China laennya yang terdiri dari beberapa pavilyun, Masjid ini juga terbagi dari beberapa bangunan dengan Hall yang cukup besar di tengah. Hall ini berfungsi juga sebagai tempat jamaah jika Ruang Sholat tidak mampu menampung jamaah. Di sekelilingnya terdapat taman, sumur dan juga ada bangunan tempat prasasti bertuliskan sejarah Masjid. Untuk masuk ke Masjid kita harus melewati tiga buah gerbang. Gerbang pertama masuk ke area penerima yang dibatasi penghalang berupa partisi, Gerbang kedua bersebelahan dengan ruang wudhlu, dan gerbang ketiga menuju ruang utama masjid. Ada cerita menarik tentang sumur disini. Menurut cerita orang-orang disitu sumur disitu jarang keluar airnya, biasanya air akan keluar jika ada orang kuat atau yang diberkahi datang (ini aku denger dari pembicaraan Ko Chuang dengan pemelihara Masjid di situ). Naah pas kita kesana, ternyata air di sumur itu keluar!! Orang itu sampe terheran-heran lho.... Wallahualam, semoga aja itu pertanda baik buat kita, dan kita termasuk orang-orang yang mendapat barokah ... amiiiin
Peninggalan Islam yang lain di Guangzhou adalah Masjid Hao Pan, yang dibangun pada masa Dinasti Ming pada tahun 1465. Letaknya di Jl. Hao Pan no.378 dan menempati area seluas 1491 m2. Masjid ini termasuk masjid yang sangat penting di Guangzhou karena Universitas Muslim pertama di China didirikan disini. Juga beberapa Majalah Islam diterbitkan disini. Sebelum dan selama Revolusi Kultural oleh pemerintah komunis, menyebabkan masjid ini ditutup dan dijadikan pabrik, kemudian mulai dibuka kembali pada bulan Maret 1998, juga dijadikan sebagai Pusat Pelatihan Bahasa Arab Guangzhou sejak September 1998.
Masjid yang lain di Guangzhou adalah Dongying Mosque yang dibangun oleh Tentara Hui pada masa dinasti Ming. Menurut sejarah usianya lebih dari 500 tahun. Bertempat di Jl. Yue Hua no.1. Masjid ini juga melayani pemakaman untuk warga muslim di Guangzhou.
Satu lagi peninggalan Islam di Guangzhou adalah Makam Abu Waggas, sebagai penyebar agama Islam pertama di Guangzhou. Biasa di sebut juga Makam Shabi, yang menurut sejarah berumur lebih dari 1300 tahun. Letaknya di Jl. Jie Fang Bei no.901 dan merupakan tempat ziarah yang didatangi oleh muslim dari dalam dan luar Cina sejak ratusan tahun lalu.

No comments: