Banyak cara-cara yang dilakukan orang jika ingin mengurangi stress. Suasana hati yang berat, penat, tertekan, jadi lebih plooong ketika kita mengeluarkan energi negatif dan memasukkan energi positif ke dalam tubuh kita. Ada satu cara yang biasa aku lakukan jika ingin mengeluarkan energi buruk dalam pikiranku ini yaitu bercanda dengan anak-anak.
Ya... kadang-kadang hanya bergurau ha ha hi hi.. membicarakan kekonyolan yang sepele, atau menertawakan acara di televisi jika kita sedang menonton tv bersama. Tapi.. sepertinya itu jadi obat mujarab juga untuk menghilangkan stress. Anak-anak sudah mulai beranjak besar. Yang satu, tahun ini sudah SMA kelas 3 dan adiknya baru masuk SMA. Hanya saja mereka sekarang tinggal bersama neneknya karena ibu mertua memaksa untuk mengurusi mereka ketika tahun lalu pensiun dari pekerjaannya. Katanya biar nggak bengong dan kena post power syndrome, jadi lebih baik ngurusin cucu-cucu. Semuanya anakku cewek, jadi mereka lebih dekat ke aku, mamahnya... ketimbang ke papahnya. Jika kita berempat sedang bercanda, maka si ayah akan jadi pihak yang kalah dipojokkan oleh kita bertiga. Sungguh kebersamaan ini merupakan anugerah yang tak terhingga dan kusyukuri benar... karena keluarga adalah hartaku yang paling berharga.
Alhamdulillah anak-anakku bukan anak-anak yang penuntut. Bahkan untuk membeli buku cerita, komik atau novel yang diinginkannya mereka sengaja menabung dari uang saku mereka, dan jarang meminta kepadaku. Kesukaan mereka pada buku ini mungkin karena kebiasaan-kebiasaan kecil yang kulakukan ketika mereka kecil. Sebelum mereka bisa membaca sendiri, kadang aku membacakan buku cerita ketika mereka hendak tidur. Mereka sangat antusias melihat gambar-gambar dibuku dan menujuk ini itu sambil mulutnya berceloteh menanyakan atau mengomentari apa yang ada di dalam buku. Sering celotehnya ini membuat aku tersenyum, mengkerutkan dahi atau juga malah tertawa. betapa masa-masa itu seperti belum lama melintasi hidupku.
Kini ketika mereka sudah besar, celoteh-celoteh itu berubah jadi gurauan kritis. Yang kadang-kadang aku tidak menduga sama sekali bisa keluar dari mulut mereka. Kadang-kadang masih membuatku tersenyum, mengeryitkan dahi bahkan tertawa. Seperti juga kejadian yang sama di masa lalu.. hanya saja komentar mereka jauh lebih pintar sekarang.
Karena ayahnya suka bercanda dan juga punya selera humor yang tinggi, maka anak-anak kadang menganggap kita sebagai teman bicara. Walaupun pada waktu-waktu tertentu ayahnya juga bisa tegas mengenai sesuatu, anak-anak tidak pernah mengkonfrontir jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Seperti saat si sulung mengutarakan keinginannya untuk melanjutkan sekolahnya nanti ke jurusan Seni Rupa atau Game Maker. Rupanya dia sudah tau betul karakter dirinya yang paling nggak suka kalau disuruh menghafal pelajaran di sekolahnya. Dari kecil dia lebih suka main puzzle ketimbang boneka. Mengutak-atik komputer, belajar membuat karakter komik sendiri dan download program SAI di PC miliknya. Sedikit-pun kami tak pernah mengajarinya dan memaksakan keinginan kami. Karena kami ingin mereka menemukan apa yang adi kebisaan mereka sendiri , daripada memaksakan keinginan kita, orangtuanya. Orang tua boleh berharap, tapi menurutku apa yang mereka tekuni nanti harus berasal dari kemauan mereka sendiri. Dengan begitu mereka bisa belajar untuk konsekuen atas langkah yang akan mereka ambil dan lebih bertanggung jawab dalam menentukan pilihannya.
Ternyata sejauh ini cara itu lumayan berhasil. Jika mereka memilih untuk menekuni sesuatu maka mereka akan menjalaninya dengan baik. Contohnya si bungsu yang memilih untuk latihan wushu di salah satu klenteng di Cirebon sini. Walaupun latihan-nya cukup berat dan waktu latihannya juga jam 19.00 - 22.00, 2 kali dalam seminggu, sampai sekarang dia masih senang menjalaninya. Bahkan ketika teman-teman cewe satu sekolahnya mulai berguguran satu persatu tak pernah lagi datang ke latihan, dia tetap minta diantarkan untuk berangkat. Karena penasaran, lama-lama aku nggak tahan untuk menayakan kenapa dia tetap bertahan ikut latihan sementara teman-temannya nggak pernah berangkat lagi. Dan jawabannya adalah : " Buat stress release mah! Sheila udah capek ngerjain tugas terus dari sekolah...."
Lain lagi sama si sulung.. cara dia untuk menghilangkan stress adalah main ke game center di salah satu hypermart di kota ini. Rupanya ada game kesukaannya yang hanya ada di game centre itu. Rela dia bela-belain pergi sendirian kesitu, naik angkot cuman mau maen game doang. Habis selesai maen, ya udah... pulang sambil kemudian bercerita seru ke adiknya soal permainannya tadi. Adiknya terus aja menanggapi sambil komentar ini itu dan akhirnya mereka ketawa ha ha hi hi berdua.
Kadang-kadang jika ada waktu luang, aku ikut mendengarkan dan melihat lagu-lagu kesukaan mereka. Yang kecil sukaa banget sama 2PM dan Big Bang, Boys Band asal Korea yang juga ngetop sampai kemana-mana... herannya dia sama sekali nggak tertarik sama boysband tanah air yang sekarang ini lagi naik daun. Tidak satupun... satu-satunya yang dia suka ya cuma RAN saja, soalnya katanya nggak ikut-ikutan sama yang laen-laen.
Kadang-kadang malah aku yang dipaksa mendengarkan lagu-lagu baru dari band-band atau penyanyi selera mereka seperti Owl City, Avril Lavigne bahkan Paramore. Hh.. dasar anak-anak, herannya aku kok ya nurut aja yaa he he he... Akhirnya beberapa lagu-lagu mereka ini jadi akrab ditelingaku, bahkan ketika punya kesempatan karaoke bersama di salah satu tempat karaoke keluarga (untuk stress release juga) aku disuruh ikut menyanyikan lagu Tik-Tok nya Kesha... sampai-sampai ayahnya nanya "Kok mamah ngerti sihh".. ha ha ha gimana nggak ngerti... lha sering denger ya lama-lama ikut nyanyi juga...
Soal kebiasaanku-kebiasaanku yang akhirnya mengikuti selera mereka ini si bungsu pernah bilang " Mamah jangan jadi mak-mak yang kaya tante-tante itu yaa" katanya "Memangnya kenapa?" tanyaku "Soalnya mamah kan gaul, nggak suka dandan menor, rambutnya nggak sasakan, nggak pake baju yang cewek banget, nggak suka nonton sinetron, sukanya motret sama nge-blog, terus suka sama lagu-lagu kita... mamah seruuu..." ha ha ha.....
Alhamdulillah anak-anakku bukan anak-anak yang penuntut. Bahkan untuk membeli buku cerita, komik atau novel yang diinginkannya mereka sengaja menabung dari uang saku mereka, dan jarang meminta kepadaku. Kesukaan mereka pada buku ini mungkin karena kebiasaan-kebiasaan kecil yang kulakukan ketika mereka kecil. Sebelum mereka bisa membaca sendiri, kadang aku membacakan buku cerita ketika mereka hendak tidur. Mereka sangat antusias melihat gambar-gambar dibuku dan menujuk ini itu sambil mulutnya berceloteh menanyakan atau mengomentari apa yang ada di dalam buku. Sering celotehnya ini membuat aku tersenyum, mengkerutkan dahi atau juga malah tertawa. betapa masa-masa itu seperti belum lama melintasi hidupku.
Kini ketika mereka sudah besar, celoteh-celoteh itu berubah jadi gurauan kritis. Yang kadang-kadang aku tidak menduga sama sekali bisa keluar dari mulut mereka. Kadang-kadang masih membuatku tersenyum, mengeryitkan dahi bahkan tertawa. Seperti juga kejadian yang sama di masa lalu.. hanya saja komentar mereka jauh lebih pintar sekarang.
Karena ayahnya suka bercanda dan juga punya selera humor yang tinggi, maka anak-anak kadang menganggap kita sebagai teman bicara. Walaupun pada waktu-waktu tertentu ayahnya juga bisa tegas mengenai sesuatu, anak-anak tidak pernah mengkonfrontir jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Seperti saat si sulung mengutarakan keinginannya untuk melanjutkan sekolahnya nanti ke jurusan Seni Rupa atau Game Maker. Rupanya dia sudah tau betul karakter dirinya yang paling nggak suka kalau disuruh menghafal pelajaran di sekolahnya. Dari kecil dia lebih suka main puzzle ketimbang boneka. Mengutak-atik komputer, belajar membuat karakter komik sendiri dan download program SAI di PC miliknya. Sedikit-pun kami tak pernah mengajarinya dan memaksakan keinginan kami. Karena kami ingin mereka menemukan apa yang adi kebisaan mereka sendiri , daripada memaksakan keinginan kita, orangtuanya. Orang tua boleh berharap, tapi menurutku apa yang mereka tekuni nanti harus berasal dari kemauan mereka sendiri. Dengan begitu mereka bisa belajar untuk konsekuen atas langkah yang akan mereka ambil dan lebih bertanggung jawab dalam menentukan pilihannya.
Ternyata sejauh ini cara itu lumayan berhasil. Jika mereka memilih untuk menekuni sesuatu maka mereka akan menjalaninya dengan baik. Contohnya si bungsu yang memilih untuk latihan wushu di salah satu klenteng di Cirebon sini. Walaupun latihan-nya cukup berat dan waktu latihannya juga jam 19.00 - 22.00, 2 kali dalam seminggu, sampai sekarang dia masih senang menjalaninya. Bahkan ketika teman-teman cewe satu sekolahnya mulai berguguran satu persatu tak pernah lagi datang ke latihan, dia tetap minta diantarkan untuk berangkat. Karena penasaran, lama-lama aku nggak tahan untuk menayakan kenapa dia tetap bertahan ikut latihan sementara teman-temannya nggak pernah berangkat lagi. Dan jawabannya adalah : " Buat stress release mah! Sheila udah capek ngerjain tugas terus dari sekolah...."
Lain lagi sama si sulung.. cara dia untuk menghilangkan stress adalah main ke game center di salah satu hypermart di kota ini. Rupanya ada game kesukaannya yang hanya ada di game centre itu. Rela dia bela-belain pergi sendirian kesitu, naik angkot cuman mau maen game doang. Habis selesai maen, ya udah... pulang sambil kemudian bercerita seru ke adiknya soal permainannya tadi. Adiknya terus aja menanggapi sambil komentar ini itu dan akhirnya mereka ketawa ha ha hi hi berdua.
Kadang-kadang jika ada waktu luang, aku ikut mendengarkan dan melihat lagu-lagu kesukaan mereka. Yang kecil sukaa banget sama 2PM dan Big Bang, Boys Band asal Korea yang juga ngetop sampai kemana-mana... herannya dia sama sekali nggak tertarik sama boysband tanah air yang sekarang ini lagi naik daun. Tidak satupun... satu-satunya yang dia suka ya cuma RAN saja, soalnya katanya nggak ikut-ikutan sama yang laen-laen.
Kadang-kadang malah aku yang dipaksa mendengarkan lagu-lagu baru dari band-band atau penyanyi selera mereka seperti Owl City, Avril Lavigne bahkan Paramore. Hh.. dasar anak-anak, herannya aku kok ya nurut aja yaa he he he... Akhirnya beberapa lagu-lagu mereka ini jadi akrab ditelingaku, bahkan ketika punya kesempatan karaoke bersama di salah satu tempat karaoke keluarga (untuk stress release juga) aku disuruh ikut menyanyikan lagu Tik-Tok nya Kesha... sampai-sampai ayahnya nanya "Kok mamah ngerti sihh".. ha ha ha gimana nggak ngerti... lha sering denger ya lama-lama ikut nyanyi juga...
Soal kebiasaanku-kebiasaanku yang akhirnya mengikuti selera mereka ini si bungsu pernah bilang " Mamah jangan jadi mak-mak yang kaya tante-tante itu yaa" katanya "Memangnya kenapa?" tanyaku "Soalnya mamah kan gaul, nggak suka dandan menor, rambutnya nggak sasakan, nggak pake baju yang cewek banget, nggak suka nonton sinetron, sukanya motret sama nge-blog, terus suka sama lagu-lagu kita... mamah seruuu..." ha ha ha.....
No comments:
Post a Comment