Tuesday, May 19, 2009

Sego Gono dan Ritual Menanam Tembakau


Dari obrolan tentang sego gono di milis ternyata nasi khas daerah Temanggung ini punya cerita yang dalam dibaliknya. Sego Gono, adalah makanan khas daerah kelahiranku. Nasi yang dimasak dengan campuran sayuran, tempe, teri dan kelapa parut, nikmat dan gurihnya masih aku ingat bener, walaupun sudah lama aku nggak memakannya. Biasanya setiap pagi jika ibuku tidak sempat menyiapkan sarapan, aku suka membeli Sego Gono ini sebagai sarapan pagiku. Waktu itu harga sepiringnya hanya Rp.25,-. Maklum aja.. jaman-jaman aku SD, tahun 70-an gitu segala masih murah. Dengan sepiring Sego Gono itu aku sudah bisa melenggang ke sekolah dengan energi yang berlimpah (kenyang banget... maksudnya....). Yang khas dari Sego Gono ini adalah sayuran kubis ijo atau kembang combrang yang dijadikan campuran didalamnya. Apalagi kalo makannya anget-anget ditengah sawah.. nikmat banget rasanya.
Waktu aku kuliah dan dapat tugas KKN di daerah Batang, aku juga menemukan nasi sejenis Sego Gono ini disana. Bedanya di Batang namanya Nasi Megono dan sebagai campuran nasinya bukan sayuran tetapi nangka muda yang dicacah dan di masukkan kedalam nasi. Tapi menurutku rasa Nasi Megono ini tidak senikmat Sego Gono yang biasa aku santap sewaktu kecil.
Ceritanya di Milis Temanggung salah seorang teman ngiming-iming makan Sego Gono, jadilah tanggapan bersahutan dari mana-mana.. Semuanya jadi kepingin merasakan kembali nikmatnya Sego Gono ini. Tahu-tahu ada Pak Antok Dharmanto.. Pak Lurah ini yang akhirnya mengungkapkan betapa berartinya Sego Gono ini bagi para petani tembakau di daerah Temanggung. Sego Gono menjadi salah satu syarat utama dari 7 syarat yang harus dipenuhi dalam ritual menanam tembakau disana. 7 syarat itu adalah :
1. JARIT REJENG KAWUNG : kain batik dengan motif Rejeng Kawung (harus yang baru) untuk tempat bibit tembakau yang mau ditanam. Dengan harapan nantinya hasil panen tembakau ini bisa dijadikan bebet/nyandang (membeli pakaian)
2. PRING WULUNG : Bambu dari jenis Wulung untuk memikul bibit tembakau, yang mengandung makna dan harapan agar tanaman tembakau yang ditanam ini nantinya setinggi bambu.
3. SENTE : Sejenis talas berwarna hitam, yang merupakan simbol dan harapan agar kelak daun tembakau menjadi selebar daun talas (sente)
4. SAMBELLILER : Pohon Miana, agar nantinya hasil tembakaunya warnanya mengilap seperti Sambelliler
5. DADAP SREP : maksudnya agar tumbuhnya tanaman tembakau semudah tumbuhnya tanaman Dadap Srep
6. BERAS KAPUROTO : Beras yang dicampur dengan kapur sirih dan kunyit. Maksudnya sebagai tolak bala, agar semua halangan, penyakit tanaman, hama dan lain sebagainya tidak mengganggu tanaman
7. SEGO GONO : Nasi yang isinya sayuran bermacam-macam rupa ini merupakan simbol agar hasil panen tembakau nanti bisa dibelikan macam-macam kebutuhan.
Naah.. kenapa syaratnya sejumlah 7 (7 = PITU dalam bahasa Jawa). Maksudnya agar senantiasa mendapatkan PITULUNGAN atau PERTOLONGAN dari Yang Maha Kuasa.
Ternyata, Sego Gono selain nikmat disantap juga punya makna dan filosofi yang dalam yaa....

2 comments:

Puput Rahiyanto said...

iyo aku juga baru ngerti philosopi mengenai sego gono ternyata sebagai salah satu syarat utama dalam ritual menanam tembakau. Saat kecil dulu memang sering diajak ortu ke tempat mbahku di daerah Bulu (istilahnya ada "kepungan"), ada ritual begini sebelum nanam tembakau..akhirnya kutemukan jawabnya di sini. jadi kangen pengin ikutan acara ritual begini.

okaasan said...

Ndang mulih to Put...