Monday, August 17, 2009

Dirgahayu, 64 tahun Indonesiaku



"Merdeka atau Mati!" begitu teriakan para pejuang tanah air kita dulu untuk meraih dan mngobarkan semangat kemerdekaan negeri ini. Kata "merdeka" rupanya sudah menjadi harga mati. Jenuh setelah berabad-abad dibawah cengkeraman penjajah Belanda. Dan walaupun ada "Saudara Asia" yang katanya ingin membantu membebaskan dari tangan penjajahan bangsa barat, rupanya kehidupan bangsa ini masih juga terjajah. Lalu.. setelah sekian lama proklamasi dikumandangkan dengan lantang oleh Ir. Soekarno, apakah negeri ini sudah benar-benar merdeka dan bebas menentukan nasibnya. Mungkin... bagi sebagian orang.., tapi.. masih banyak juga rakyat yang tidak bisa hidup layak. Mengais rejeki untuk bisa bertahan hidup, menghamba pada kekuasaan, dan terjajah oleh nafsu angkara murka karena tiada keikhlasan. Belum lagi ada pula yang terjajah secara ekonomi, diperbudak oleh idealisme westernisasi. Kemana larinya nilai-nilai luhur bangsa ini.. Yang dulu dijunjung, dihormati dan disanjung oleh para putra-putri negeri? Akankah budaya bangsa masih mampu bertahan di era globalisasi? Masihkah gamelan, degung, calung, kecapi mampu bertahan digempur hip-hop, rock dan R&B? Untungnya masih ada kaum muda yang perduli, asalkan pemimpin bangsa juga tak lupa dengan tradisi dan kearifan budaya leluhur kita. Jangan hanya terlena untuk mengejar ketinggalan teknologi. Lihat saja banyak nilai-nilai tradisi yang hampir dicuri, diakui oleh bangsa lain, karena masyarakat kita juga tidak serius untuk memeliharanya.
Berpegang teguhlah dan bergandengan tangan, satu hati bertekad untuk memajukan negeri. Mulailah dari diri sendiri untuk mencintai bangsa ini. Berbuat untuk kebaikan, dari sesuatu yang kita bisa. Tidak usah berpikir terlalu jauh.. tapi mulailah dengan mendisiplinkan diri, mencintai dan menghargai sesama. Insya Allah segala konflik dapat dihindari, dan kehidupan bangsa ini menjadi lebih baik.
Dirgahayu Indonesiaku.... Jayalah bangsaku.. Semoga Merah Putihku selalu berkibar, tegak berdiri, diseluruh penjuru dunia.

No comments: