Sunday, December 27, 2009

Berkunjung ke Taman Sari - Yogya




a

Sebulan lalu, kami menyempatkan diri berkunjung ke taman air Taman Sari Yogya. Ingat.. terakhir kesini kurang lebih dua puluh tahun lalu, waktu aku masih kuliah di Jur. Arsitektur Undip. Waktu itu kita study tour ke Keraton Yogya, Taman Sari dan sekitarnya. Menerobos perkampungan para pembatik dan seniman. Waktu itu keadaan Taman Sari tidak seperti sekarang, lorong-lorongnya masih terkesan suram dan kurang sentuhan pemeliharaan. Bahkan waktu itu kita bertemu dengan sekelompok pemuda yang sedang bermain musik dengan menggunakan bas betot yang guedhe, biola dan gitar di salah satu lorong Taman Sari. Gemanya menimbulkan efek suara yang terdengar merdu, walau tanpa sound system pendukung.
Kini Taman Sari mulai bebenah. Kabarnya, dari tour guide yang mengantar kita, Taman Sari menjadi salah satu kekayaan warisan arsitektur dunia, yang dilindungi UNESCO. Beberapa tahun belakangan, Taman Sari mulai diperbaiki dengan pendanaan dari badan PBB tersebut. Terutama karena beberapa bagian bangunan juga ikut hancur waktu gempa besar menguncang Yogya beberapa tahun lalu. Disana-sini tampak perbaikan fisik, dan rekonstruksi bangunan, serta pengecatan kembali, sehingga lingkungan di sekitar Taman Sari terlihat tertata rapi. Pengunjung-pun kelihatannya cukup banyak, baik dari turis domestik maupun mancanegara. Apalagi dengan adanya trend foto prewedding yang mulai dikenal masyarakat sekarang, kata Pak Slamet, tour guide kita, hampir tiap minggu ada saja pasangan yang berpose disini untuk foto pre-wedding mereka. Arsitekturnya memang indah, eksotis, dan pantas untuk dikagumi. Kawasan yang tadinya merupakan Taman Air dan dikelilingi kanal atau danau buatan ini, awalnya mempunyai luas kurang lebih 16 hektar. Kini Bangunan Taman Sari berada ditengah-tengah pemukiman, karena danau buatannya telah kering dan ditinggali warga sekitar, dibuat perumahan. Alhasil, keindahan bangunan disiang hari dibeberapa tempat tercemari oleh pemandangan tali jemuran, antena, dan rumah-rumah penduduk yang tampaknya asal bangun. Sayang memang, tapi mungkin kondisi masa lalu mengharuskan para penduduk ini untuk bermukim disini untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak. Dan sekarang, sudah tidak mungkin untuk merelokasi mereka lagi. Walaupun begitu, kekaguman pada hasil karya arsitektur masa lampau ini memang tak bisa dipungkiri lagi. Bayangkan, dengan keterbatasan alat dan sarana pada waktu itu, para pendahulu kita mampu membangun mahakarya yang indah ini, struktur lengkung dan lorong yang hanya ditopang dengan konstruksi batu bata, yang mampu bertahan sampai beratus tahun lamanya. Syukurlah bila akhirnya pemeliharaan dan pelestarian bangunan ini berjalan dengan baik. Semoga Taman Sari tetap lestari sampai akhir masa

No comments: