Lagi bingung? ada ide atau lagi bundhet? berbagi cerita tentang kegembiraan dan kesedihan....everything... Pokoknya tuangin aja semua kesini, gak ada yang ngelarang ini.. Sekalian buang suntuk, kali aja ada inspirasi lain yang pengin ditulis. Secara gua emak-emak gitu looh... kadang2 bosen juga cuman ngurusin kerjaan rumah. Pengin ada sedikit yang bisa dilepasin dari rutinitas harian. So... enjoy dikit dengan ngeblog lebih baik daripada ngomongin orang ama tetangga sebelah.. ya nggak?
Monday, November 22, 2010
Emak Kucing
Ada yang menarik perhatianku siang itu ketika menyambangi Pasar Kanoman- Cirebon. Ditengah suasana hiruk pikuk pasar, orang berjualan dan saling tawar menawar, pandanganku tertuju pada sesosok perempuan yang sudah tidak muda lagi. Perempuan kurus keturunan Tionghoa itu tampak berjalan dengan semangat. Dibelakangnya beberapa ekor kucing berjalan mengikutinya. Tubuhnya yang agak bongkok karena dimakan usia tidak menghalangi langkah mantapnya. Barangkali perempuan tua itu sudah berumur diatas 60 tahun. Gurat kerut diwajahnya tak mampu menyembunyikan senyumnya. Sambil berjalan mulutnya mulai menggumamkan sesuatu.. "Puus.. puuss.. sini pusss".
Langkahnya kemudian terhenti di sebuah los pasar. Dikeluarkannya sebuah baskom plastik kecil dari keranjang yang dijinjingnya. Kucing-kucing disekitarnya mulai mengeong tak sabar. Ternyata baskom itu berisi nasi yang sudah dicampur dengan remasan ikan pindang. Makanan lezat untuk kucing-kucing pasar.
Dengan sigap tangannya mulai mengambil beberapa jumput nasi pindang itu. Membaginya dalam beberapa tempat, dan mulai membagikannya pada kucing-kucing pasar. Mulutnya tak henti-hentinya menggumamkan kata-kata sayang pada kucing-kucing liar yang tidak bisa dikatakan bersih itu. Dan dengan gembira kucing-kucing itu mulai menyantap makan siang mereka.
"Emak Kucing". Begitu aku menyebutnya. Karena aku tak tahu siapa sebenarnya namanya. Dan aku juga tidak berani mengusik keasyikan dan kegembiraannya memberi makan kucing-kucing itu. Kelihatan sekali wajahnya yang tersenyum puas dan bahagia setelah melihat kucing-kucing itu makan dengan lahap. Alangkah baiknya Si Emak. Aku sendiri tak terpikir sebelumnya untuk melakukan perbuatan seperti apa yang dia lakukan. Aku pikir, kucing-kucing itu cukup mendapatkan makanan dengan mengais sisa-sisa makanan atau sampah di pasar. Tapi rupanya Si Emak berpikir lain. Baginya, kucing-kucing itu tak cukup dengan makan ala kadarnya dari sampah pasar. Dan kebiasaanya membawakan nasi pindang untuk kucing-kucing itu, tidak hanya membuat binatang-binatang itu senang... Itupun juga dapat membuatnya bahagia...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment