Monday, April 13, 2009

Mummy Tutankhamun



Suatu kesempatan yang langka bisa melihat mummy raja Mesir, kalo nggak ke Mesir sendiri, kayaknya kesempatan ini jarang bisa diwujudkan. Untungnya beberapa hari ini di Grage Mall- Cirebon dapat jatah ketempatan untuk pameran mummy anak raja Mesir Tutankhamun atau Ramses II. Sheila, anakku antusias banget ketika kuajak melihat pameran yang diselenggarakan oleh Kedutaan Mesir dan National Geografi Indonesia ini. Maklum, anakku yang satu ini seneng banget dengan hal-hal yang berbau arkeologi, gara-gara nonton Indiana Jones dan baca novel Atlantis. Just like me, kalo dulu nggak ketrima PMDK di Arsitektur, mungkin aku udah masuk ke Jurusan Arkeologi.
Sayangnya pameran langka ini, kurang memberikan informasi yang cukup tentang Kebudayaan Mesir kuno. Pertama masuk ke dalam ruangan kita diberi sajian tontonan video penemuan mummy di Mesir ini, bagaimana kematian Raja Ramses II yang meninggal dalam usia yang masih muda, 19 tahun, dan diduga karena pembunuhan. Kemudian kita digiring ke tempat dimana mummy itu diletakkan dalam lemari kaca, kelihatan begitu mistis, apalagi kalo kita tau cerita-cerita seram dibalik penemuan mummy ini. Bikin merinding. Di dinding juga terdapat beberapa panel-panel poster yang menceritakan kisah dibalik kehidupan Tutankhamun Kita berharap pameran ini tidak hanya menyajikan cerita Tutankhamun tetapi juga peninggalan kebudayaan Mesir yang lain, tetapi kelihatannya tempat dan materinya nggak memungkinkan untuk dibawa berkeliling ke 24 kota di seluruh Indonesia. Untungnya beberapa hari kemudian di Discovery Channel ditayangkan tentang Ancient Egypt, dari mulai piramidnya, Kuil-kuil kuno seperti yang ditemukan di Abu Simbel dan Karnak, The Valley of the Kings, tempat kuburan raja-raja Mesir di Luxor, dan masih banyak lagi. Bukan cuma kisah penemuannya yang menarik, tetapi peninggalan arsitekturnya yang spektakuler juga nggak kalah indah. Sheila seneng banget, dan asyik nonton tayangan itu sampai selesai.
Mummy Tutankhamun pertama kali ditemukan pada tanggal 17 Februari 1923 oleh arkeolog Howard Carter dan seorang ahli Mesir lainnya, Lord Carnarvon. Disekeliling Sarchopaag dipenuhi dengan harta karun yang tak ternilai harganya. Patung dan Sarchopaagnya semuanya berlapis emas. Tetapi dibalik penemuan gemilang ini, banyak yang mengatakan bahwa kutukan mummy terus berlanjut dan menimpa orang-orang yang telah mengusik tidur panjangnya. 47 hari setelah penemuan mummy itu Lord Carnarvon ditemukan meninggal di kamar Hotel Continental- Kairo akibat gigitan nyamuk berbahaya. Pada saat kematiannya, lampu kota Kairo mendadak mati selama beberapa menit. Sementara itu di peternakan milk Carnarvon di Inggris, anjingnya mulai menggonggong dan melolong di tengah malam, membuat para pelayanan ketakutan. Anjing itu terus saja melolong tanpa henti dan akhirnya mati terkapar. Orang langsung mengaitkan peristiwa ini dengan penemuan mummy dan mengatakan bahwa ini adalah kutukan yang berasal dari makam Sang Raja.
Beberapa lama kemdian seorang anggota ekspedisi yang lain, Arthur Mace, jatuh dan koma di Hotel Continental, dan tak lama kemudian meninggal. Setelah itu teman dekat Carnarvon, George Gould, melakukan pejalanan ke Mesir dan melihat makam. Keesokan harinya dia terserang demam tinggi dan kemudian meninggal juga. Salah seorang ahli radiolog yang dikirim untuk menentukan usia mummy juga meninggal setelah melakukan scan terhadap mummy ini. Selama tujuh tahun setelah penemuan mummy ini, hanya dua orang dari seluruh anggota tim yang masih hidup. Dari 21 orang yang melakukan penggalian itu akhirnya hanya Howard Carter sajalah yang meninggal secara alami pada usia yang lanjut di tahun 1939. Entah hanya kebetulan, atau memang kutukan itu ada, rupanya hanya Howard Carter sajalah yang beruntung.
Serentetan peristiwa buruk lainnya konon masih berlanjut pada waktu mummy ini dibawa keluar Mesir untuk pameran dan penelitian. Walaupun begitu, kesempatan langka untuk melihat mummy ini, nggak mungkin disia-siakan. Urusan mati, biar Allah yang menentukan... toh pada akhirnya semua orang juga akan berpulang kepadaNya.. ya nggak?

Friday, April 10, 2009

Telaga Remis






Terletak kurang lebih 20 km-an dari kota Cirebon ke arah Majalengka, telaga ini tersembunyi diantara rerimbunan pohon pinus dan bebatuan cadas. Telaga yang asri dan sejuk ini belum tersentuh pengelolaan yang baik, walaupun beberapa ratus meter dibawahnya banyak terdapat rumah-rumah makan yang menyediakan menu ikan sebagai sajian utamanya. Telaga Remis sebenarnya sudah masuh ke wilayah Kabupaten Kuningan, tetapi lebih dekat dicapai dari Cirebon. Untuk pergi kesana ikuti rute jalan ke arah Kabupaten Majalengka, dan sebelum sentra penambangan batu Bobos belok ke kiri menuju Cikalahang. Telaga Remis terletak di atas desa Cikalahang.
Sebenernya kita sudah sering pergi ke Cikalahang untuk sekedar refreshing sambil berwisata kuliner disini, tapi belum pernah mampir ke Telaga Remis. Maklum saja.. di daerah ini sumber air yang berlimpah memungkinkan orang membuat kolam-kolam untuk pemeliharaan ikan air tawar. Banyak sudah restoran-restoran yang didirikan disini, dan tiap akhir minggu hampir semuanya penuh. Masakannya cukup enak dan harganya-pun boleh dikatakan tidak terlalu mahal. Salah satu rumah makan langganan kita adalah Rumah Makan Kharitzma. Masakannya enak, karena ikan disini selalu fresh, nangkep dari kolam sendiri. Suasana di rmah makan ini juga cukup nyaman, karena saung-saungnya yang berdiri di atas kolam cukup banyak. Jadi sambil nenyantap masakan disini kita juga bisa melihat ikan-ikan koi yang berada di kolam dibawahnya.
Naah, sebenarnya sentra rmah makan ikan ini dulunya dibangun dengan mendompleng nama Telaga Remis juga. Sayangnya karena pengelolaan tempat wisata di Telaga Remis yang kurang memadai, sekarang justru daerah Cikalahang yang jadi tempat tujuan utama untuk wisata kuliner keluarga. Orang-orang jadi malas pergi ke Telaga Remis. Jadi waktu kesini kemarin tempat ini sepi sekali. Atau mungkn juga karena orang-orang lagi pada sibuk ngeliat hasil Pemilu jadi males kesini ya...
Di tempat ini ada papan dilarang menambil ikan di telaga dengan cara apapun, tapi aku lihat ada juga orang yang mancing, malah ada bapak-bapak lagi ngejala, naik rakiy di tengah telaga. Dan petugasnya kok ya diem aja... weleeh..
Lucunya lagi kemaren waktu kesana suamiku iseng mau naik becak air dan nanya ke penjaga yang ada disana. "Pak, bisa naik becak airnya pak.. berapa lama saya bisa pake?" "Oh, terserah bapak, mau sebentar mau lama, mau berjam-jam juga boleh, silahkan Pak" Pikir suamiku waah enak banget bisa pake lama-lama tapi waktu ditanya "Terus bayarnya?" "Yah.. 10 ribu pak, perlma belas menit" ha ha ha, pantesan dengan semangat dia mau ngasih berjam-jam.. mumpung ada yang mau naik ya Pak!